Jelang 1 Bulan Pasca Dilantik Aksi Nyata dan Inovasi Rachmat-Tarmizi Pimpin Bengkulu Tengah Belum Terlihat

--

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Tanggal 20 Maret 2025 nanti genap 1 bulan masa Pemerintahan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu Tengah, Rachmat Riyanto dan Tarmizi. Sejauh ini berdasarkan pantauan berbagai pihak belum ada aksi nyata berarti dari keduanya. Khususnya dalam rangka menyukseskan program 100 hari. Baru sebatas melakoni aktivitas formal atau seremonial. 

Semisal saja dalam penerapan program Benteng Berbinar, bersih dan bersinar belum terpantau termasuk oleh awak media baik Bupati maupun Wabup terjun langsung memungut sampah di lokasi tumpukan sampah liar. Baru sebatas kalangan OPD yang dikerahkan.  Kemudian dalam program ASN Berdikari, belum ada dilakukan pemantauan langsung ke Dinas Dukcapil memastikan progres perpindahan KTP dan domisili ASN, ataupun melakukan aksi sidak ke kantor-kantor OPD guna memastikan kedisiplinan para pegawai. 

BACA JUGA:Miris! Lantai Rumah Dinas Beralaskan Permadani, Rumah Warga Ini Masih Berlantaikan Tanah, Berdinding Papan

Termasuk dalam menghadapi bencana yang melanda sebagian wilayah di Bengkulu Tengah akibat cuaca ekstrem belakangan ini, baik itu banjir, tanah longsor atau pohon tumbang, kehadiran Bupati maupun Wabup pasca bencana. 

Berkaca dari apa yang diperbuat oleh Kepala Daerah lain yang daerahnya juga jadi 'langganan' banjir, mereka terjun langsung untuk membantu para korban banjir. Lalu setelahnya, sang kepala daerah melakukan terobosan sebagai bentuk pencegahan.

Selanjutnya dalam hal inovasi membangun komunikasi untuk mendekatkan pemimpin dengan rakyatnya, Rachmat dan Tarmizi disarankan mencontoh Gubernur Bengkulu Helmi Hasan. Dimana mantan Wali Kota Bengkulu 2 periode itu membuka ruang komunikasi seluasnya melalui media sosial. Terbukti sejauh ini efektif, masyarakat dapat berkomunikasi secara langsung dengan Helmi kapanpun dimanapun.

BACA JUGA:BKN Terbitkan Pertek, 6 Oknum ASN Diduga Langgar Netralitas Saat Pilkada Terancam Disanksi?

"Seperti contohnya Kepala Daerah Jawa Barat Dedi Mulyadi, masyarakat dapat melihat dan merasakan langsung hasil kinerjanya. Kiprahnya diekspos secara luas baik melalui media ataupun media sosial. Tapi kalau di 100 hari pertama kepala daerah masih melempem, hanya ikuti acara seremonial saja semua orang juga bisa, sama saja artinya belum punya konsep yang matang," ungkap praktisi kondang Bengkulu, Nediyanto Ramadhan. 

"Saya menyarankan agar kepala daerah di Bengkulu Tengah bisa melihat dan mencontoh apa yang diperbuat oleh kepala daerah lain yang positif. Seharusnya setelah dilantik bisa lebih dekat lagi dengan masyarakat, jangan hanya ketika ada moment tertentu saja. buka ruang komunikasi seluasnya agar masyarakat merasakan betul kehadiran pemimpin mereka. Setelah tercipta ruang komunikasi maka pemerintah dapat menyesuaikan programnya sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat," lanjut Nediyanto. 

BACA JUGA:Menolak Lupa! Masjid Agung Bengkulu Tengah Sudah Dirancang di Era Bupati Ferry Ramli, di Sini Lokasinya

Pengamat lainnya, Sugeng Suharto turut mengusulkan agar pada 100 hari kerja pertama harus ada aksi nyata dari Kepala Daerah. 

"Perlu dibuat ajang diskusi yang menyerap langsung aspirasi masyarakat, misalnya sambung rasa berdialog dengan warga di setiap desa secara bergantian. Dengan masa bakti selama 5 tahun nantinya seluruh desa kebagian menjadi tempat program sambung rasa," saran Sugeng.

"Jika safari ramadan dan kunjungan saat bencana itu semata hanya kegiatan sambil lalu saja. Bisa juga kepala daerah dan wakilnya menggerakkan masing-masing OPD yang dimotivasi harus punya program unggulan yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Benteng," demikian Sugeng.(imo)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan