Saat coba dikonfirmasi langsung dengan Kepala Badan Kesbangpol Andi Erzantara, bukan memberikan jawaban besarnya anggaran justru meminta wartawan mencarinya sendiri dengan mengakses website Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Bengkulu Tengah.
"Akses saja data rencana umum pengadaan di LPSE, itu kan data terbuka untuk umum, ada data belanjanya di sana. Soalnya itu paketan nanti saya salah kasih data. Kalau di RUP itu kan pasti, itu data untuk belanjanya," kata Andi dihubungi via WhatsApp.
Menariknya lagi, saat wartawan coba menanyakan dengan salah seorang pejabat di Badan Kesbangpol, pejabat tersebut meminta wartawan agar menanyakannya langsung kepada Kepala Badan. Padahal sebelum-sebelumnya pejabat di Badan Kesbangpol cukup open dengan media terkait apapun pertanyaannya.
3. Sewa Tenda Rp32.000.000, Sound System Rp8.500.000
Gerakan Lima Kamis membeberkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Program Penguatan Ideologi Pancasila dan Karakter Kebangsaan, Kegiatan Perumusan Kebijakan Teknis dan Pemantapan Pelaksanaan Bidang Ideologi Pancasila dan Karakter Kebangsaan.
Dibeberkan Tiwot_sapaan akrabnya, item belanja yang nilainya mencurigakan adalah belanja sewa tenda sebesar Rp32.000.000/paket dengan belanja sewa sound system sebesar Rp8.500.000/paket.
"Ya ada (DPA, red). Kita hanya mengikuti sesuai yang disampaikan pak Kaban dengan wartawan, agar mencaritahu sendiri besaran anggarannya (Upacara HUT Bengkulu Tengah, red). Di situ (DPA, red) ada tertera anggaran sewa tenda dan sound system yang besarannya menurut kami mencurigakan. Cukup besar, Rp32.000.000 untuk tenda dan Rp8.500.000 untuk sound. Akan kami cek di tempat penyewaannya, apakah memang harganya sesuai di DPA. Dan kita akan cari tempat pembandingnya," urai Tiwot.
4. Dugaan Intimidasi Terkuak
Salah seorang pejabat di Badan Kesbangpol, Liana Hartini bicara blak-blakan seputar kondisi yang terjadi di internal kantornya belakangan kepada wartawan pada Rabu 3 Juli 2024. Liana mengklarifikasi bahwa bukan kemauannya sendiri yang beberapa kali tidak meladeni wawancara wartawan.
Namun Liana mengaku bahwa pasca ia memberikan statmen di media lalu, ia diduga mendapat intimidasi dari pimpinan untuk tidak lagi mengeluarkan pernyataan.
Teguran keras diterima Liana di dalam WhatsApp grup kantornya, tak pelak hal itu membuat Liana malu dan merasa bersalah. Sementara ia hanya memberikan pernyataan sesuai pertanyaan yang diajukan wartawan.
"Beliau sempat marah di grup (WA, red) dan mengarahkan kami untuk tidak memberitahukan dengan alasan harus satu pintu dengan tujuan agar tidak salah jawab ataupun berita miring, sehingga kami tidak bisa mengeluarkan statmen apapun. Jadi bukannya kami sengaja,” ungkapnya.
Kepala Badan Kesbangpol Bengkulu Tengah, Andi Erzantara saat dihubungi wartawan Kamis 4 Juli 2024 membantah bahwa dirinya diduga mengintimidasi bawahan sebagaimana dibeberkan 2 orang kabidnya dengan tidak terbuka kepada media dan memberikan statmen.