Rapat di Hotel Berbintang, Dinkes Ternyata Miliki Aula, Putra: kalau Ada yang Gratis Kenapa Mesti Bayar!

--

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Kekecewaan atas kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah memilih aula hotel berbintang di Kota Bengkulu sebagai lokasi rapat masih berlanjut. Kali ini disuarakan salah seorang tokoh pemuda, Putra Santoso. Putra menyebut bahwa Dinas Kesehatan telah memiliki aula tersendiri di lingkungan kantornya, Desa Renah Semanek. 

Menurut Putra aula tersebut sangat representatif, jangankan untuk mengadakan rapat, untuk gelaran acara pun sangat mendukung. 

"Jadi untuk apa ada aula itu? menurut kami bangunannya cukup bagus, representatif dan pastinya tidak perlu keluar biaya daripada harus menyewa hotel berbintang," kritik Putra. 

Pemilihan lokasi di hotel berbintang kata Putra menimbulkan tanda tanya besar, ia menduga sebagai modus untuk mengeluarkan anggaran. Baik anggaran penyewaan berikut perlengkapannya hingga perjalanan dinas. 

"Jelas-jelas ada aula sendiri mengapa harus di hotel berbintang? mau yang lebih besar lagi kapasitasnya ada balai rafflesia. Tidak juga perlu keluar biaya sewa dan perjalanan dinas. Kalau ada yang gratis kenapa mesti bayar. Kita menduga ini cara mereka mau mengeluarkan anggaran besar hanya untuk rapat. Apa dampak manfaatnya bagi masyarakat Bengkulu Tengah ini?," tanya Putra. 

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/5079/rapat-di-hotel-berbintang-kota-bengkulu-nasirwandi-sebut-dinkes-benteng-pemborosan

Terpisah, aktivis Gerakan Lima Kamis, Nasirwandi lebih menyoroti kinerja dan loyalitas Kepala Dinas Kesehatan yang baru, Barti Hasibuan. Pasalnya, ungkap Tiwot_sapaan akrabnya, yang bersangkutan selaku pimpinan bukannya mengarahkan bawahan agar menggunakan anggaran dengan efektif dan efisien justru terkesan mendukung diadakannya rapat di hotel berbintang. 

"Kita minta transparansi anggaran, berapa total biaya yang dihabiskan untuk rapat, kalau ada biaya menginapnya dan dengan perjalanan dinas? lalu apa hasil dari rapat tersebut. Sejauhmana manfaatnya bagi masyarakat Bengkulu Tengah? Kita mempertanyakan loyalitas kepala dinasnya, uang APBD Bengkulu Tengah dibelanjakan di kota. Seperti tidak ada aula untuk rapat saja di Bengkulu Tengah ini. Apalagi kabarnya di kantor Dinkes sudah ada aula sendiri, kelihatan sekali pemborosannya," kecam Tiwot.

Terpisah, Kepala Dinkes Benteng, Barti Hasibuan, SKM, MM membenarkan jika Dinkes memiliki aula tersendiri. Bahkan akan dipergunakan saat pertemuan rapat yang hanya memakan waktu 1 hari. Namun rakor beberapa waktu lalu dilaksanakan 2 hari dan 1 hari menginap.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/5059/tegas-asn-bengkulu-tengah-diingatkan-tidak-main-judi-online-pj-bupati-siap-beri-sanksi

‘’Iya betul. Kalau untuk rapat dan pertemuan satu hari kita pasti pakai aula Dinkes. Inikan pertemuan dengan pesertanya menginap 1 malam dan untuk di Benteng hanya Hotel Tahura yang ada kamar. Tapi pada saat yang sama, Tahura sedang ada yang gunakan (sewa, red). Dananya juga bersumber dari DAK non fisik yang narasumber dan teknis pelaksanaannya harus melibatkan tempat pelatihan yang terakreditasi dan untuk di Bengkulu, yakni Bapelkes,’’ jelas Barti.

Sementara itu, Kabid P2PL Dinkes Benteng, Yoki Hermansyah, SKM menyampaikan jika pihaknya bukan berarti tidak mau menggunakan ruangan atau aula pertemuan yang ada di Bengkulu Tengah. Karena kegiatan pertemuan tersebut peserta diinapkan selama 1 malam. Yang jelas sebenarnya itu bukan rakor, akan tetapi pertemuan evaluasi dan rencana tindak lanjut dalam upaya penanggulangan penyakit menular dan tidak menular

‘’Yang jelas rapat kemaren membahas tentang strategi upaya mencapai peningkatan program SPM khsusnya Bidang P2P. Terutama upaya penanggulangan penyakit menular yang sedang marak saat ini seperti DBD dan TBC serta penanggulangan penyakit tidak menular hipertensi, diabetes miletus dan ODGJ,’’ pungkas Yoki.(fry/imo)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan