RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Dalam rangka menyusun program serta mencari langkah efektif dalam penurunan prevAlensi stunting di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) yang mengalami kenaikan dari 2 persen dari tahun 2023, Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) Benteng menggelar diseminasi audit kasus stunting tahap pertama pada Selasa 6 Agustus 2024.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, S.H., M.H., Kepala Dinas P3AP2KB Benteng, Ns. Gusti Miniarti, S.Kep, MH, Koordinator PKB, Kepala Puskesmas, perwakilan desa lokus stunting camat serta tenaga kesehatan.
Kabid Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Dinas P3AP2KB Benteng, Herlinawati, S. IP menyampaikan dilaksanakannya diseminiasi AKS ini untuk menyampaikan hasil audit terkait kasus stunting kepada pihak terkait guna meningkatkan kesadaran serta upaya penanggulangan terhadap masalah kesehatan tersebut.
Hasil audit kasus stunting yang dilakukan, termasuk temuan-temuan penting yang perlu mendapat perhatian serius dari seluruh pihak terkait. Kolaborasi antara berbagai instansi dan pihak terkait menjadi kunci dalam merumuskan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah stunting yang telah diidentifikasi.
‘’Penurunan angka stunting merupakan program prioritas nasional. Melalui diseminasi AKS ini, bertujuan untuk mengindentisifikasi resiko dan mengetahui penyebab resiko stunting yang kemudian hasil dari identifikasi ini dilakukan analisis guna memberikan rekomendasi sebagai upaya pencegahan dan langkah yang harus dilakukan dalam pencegahan stunting,’’ jelas Herlina.
Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Benteng, Ns. Gusti Miniarti, S.Kep, MH mengatakan output dari pertemuan ini meliputi rekomendasi-rekomendasi strategis yang ditujukan kepada berbagai instansi terkait dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kasus stunting di wilayah Benteng. Langkah-langkah konkret dalam peningkatan gizi, kesehatan ibu dan anak, serta pelayanan kesehatan masyarakat menjadi fokus utama dari rekomendasi tersebut.
‘’Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam meningkatkan koordinasi, kolaborasi, dan sinergi antara berbagai pihak dalam upaya bersama menangani masalah kesehatan yang sangat krusial ini. Harapan besar terletak pada implementasi rekomendasi yang dihasilkan dari pertemuan ini, sehingga mampu memberikan dampak positif yang signifikan dalam penurunan kasus stunting di wilayah Benteng dalam penurunan stunting,’’ jelasnya.
Dari hasil pertemuan ini, diketahui ada berbagai penyebab terjadinya kasus stunting di Benteng, seperti Balita (Bayi di bawah usia lima tahun) dan Baduta (Bayi di bawah usia dua tahun) tumbuh di dalam keluarga perokok aktif, sanitasi yang tidak layak, lingkungan rumah yang kumuh dengan ventilasi dan cahaya matahari buruk, serta pola makan yang belum dapat dikategorikan sebagai makanan sehat dan bergizi berimbang.
Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan rutin ibu hamil, edukasi, konsultasi dan pendampingan pada ibu hamil terkait gizi selama proses mengandung, melahirkan hingga menyusui serta KB pasca persalinan.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/6254/tim-penyusun-rkpdes-pekik-nyaring-dibentuk-ini-tugasnya
Sasaran Balita dan Baduta akan dipastikan untuk mendapatkan makanan bergizi seimbang, imunisasi dasar lengkap, pemantuan tumbuh kembang yang meliputi deteksi dini tumbuh kembang dan penyakit pada balita, pemberian terapi asam folat, Zinc, Vit. A, Vit. C, B-Complex dan obat cacing serta observasi tumbuh kembang berkelanjutan, serta pendampingan sasaran keluarga beresiko stunting.
‘’Pencegahan dan penurunan angka stunting kedepan diharapkan bisa bersama-sama fokus kita kedepan agar Benteng terbebas dari stunting,’’ demikian Gusti.(ae2)