Hasil Panen Padi di Desa Rindu Hati Meningkat, Petani Tetap Keluhkan Hama yang Mengancam
--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Panen padi di Desa Rindu Hati Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah telah dimulai sejak seminggu lalu. Dalam panen kali ini, para petani merasa bahagia karena hasil yang diperoleh mengalami peningkatan signifikan dibandingkan panen sebelumnya.
Seperti disampaikan Yanti, salah satu petani di desa tersebut yang mengungkapkan rasa syukurnya atas keberhasilan panen kali ini. Meski demikian, mereka tetap dihadapkan dengan serangan burung yang sempat merusak tanaman padi sebelum masa panen.
‘’Panen padi sudah kami lakukan sejak seminggu lalu. Alhamdulillah, hasilnya mengalami peningkatan dibandingkan panen sebelumnya. Meskipun kami sempat khawatir dengan serangan burung pemakan padi yang datang sebelum panen," ujar Yanti.
Yanti menjelaskan, peningkatan hasil panen kali ini lebih banyak dibandingkan panen sebelumnya. Hasil panen ini umumnya dijual kepada pengepul dengan harga sekitar Rp 210.000 per kaleng.
Proses panen biasanya dilakukan dengan menggunakan traktor yang disewa. Selain untuk dijual, sebagian hasil panen juga dibagikan kepada tetangga yang turut membantu dalam proses penyabitan. Beberapa padi juga disimpan untuk memenuhi kebutuhan beras hingga waktu panen berikutnya.
"Untuk kali ini, kami berhasil memperoleh sekitar 114-115 kaleng padi atau beras. Sebelumnya, kami hanya mendapatkan 100 kaleng. Hasil panen juga dipengaruhi oleh luas sawah yang dimiliki. Jika sawahnya lebih luas, hasilnya bisa mencapai 400 kaleng. Kami mengupah traktor dengan biaya sekitar Rp 600.000. Selain itu, untuk tetangga yang membantu, kami memberikan satu kaleng padi atau beras sebagai ucapan terima kasih," jelas Yanti.
Namun, di balik kebahagiaan atas hasil panen yang meningkat, Yanti juga menyampaikan beberapa keluhan yang sering dihadapi petani. Salah satunya adalah masalah hama, seperti tikus, walang sangit (pinggang) dan burung yang merusak tanaman. Selain itu, masalah lain yang sering dikeluhkan adalah kekosongan stok pupuk saat dibutuhkan untuk perawatan tanaman.
"Keluhan yang kami hadapi biasanya terkait dengan hama, seperti tikus, walang sangit, dan burung. Selain itu saat kami ingin melakukan pemupukan, stok pupuk sering kosong. Kami sangat khawatir karena pupuk sangat mempengaruhi kualitas padi yang kami hasilkan. Harapan kami, semoga stok pupuk tidak kosong saat kami membutuhkannya dan semoga hasil panen padi ini terus meningkat di masa depan," demikian Yanti.(cw1)