Hari Ibu 2024: Kisah Mbah Jariah, Perempuan Kuat yang Menafkahi Empat Anak Tanpa Suami Sejak 1991
--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Pada hari ini, Minggu 22 Desember 2024, memperingati Hari Ibu, sebuah momen untuk mengenang perjuangan tak kenal lelah para ibu yang telah mengorbankan banyak hal demi keluarga. Salah satunya datang dari cerita inspiratif dari Mbah Jariah (61), asal Desa Genting Batu Jayakarta Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah yang menjadi tulang punggung keluarganya sejak suaminya pergi pada tahun 1991.
Jariah mengenang bagaimana dia harus berjuang sendirian untuk membesarkan keempat anaknya. Setelah ditinggalkan oleh suaminya yang pergi merantau dan tidak pernah kembali, Jariah mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga, menghidupi anak-anaknya dengan berbagai pekerjaan.
"Suami saya pergi sejak tahun 1991. Dia pamit merantau, tapi sampai sekarang tidak ada kabar. Sejak saat itu, saya menafkahi keempat anak saya, mulai dari makan sehari-hari, pendidikan, hingga mereka menikah. Saya bekerja sebagai buruh tanam padi, menanam bibit sawit, dan juga menjual keripik atau ubi kayu untuk mencukupi kebutuhan kami," ujar Jariah mengenang.
Tak ada pekerjaan tetap atau penghasilan bulanan untuk Jariah. Dia hanya mengandalkan penghasilan harian dari pekerjaan sebagai buruh upahan atau berjualan keripik dan daun ubi kayu.
"Penghasilan saya dulu sebagai buruh upahan sekitar Rp7.000-Rp30.000 sehari. Alhamdulillah, cukup untuk makan dan kebutuhan lainnya. Saya kerja apa saja yang penting bisa cukup untuk makan dan memenuhi kebutuhan anak-anak saya," katanya.
Keempat anaknya hanya mampu melanjutkan pendidikan hingga tamat SD dan SMP karena keterbatasan ekonomi. Meskipun begitu, Jariah tidak pernah kehilangan semangat. Dia selalu memberi dorongan kepada anak-anaknya agar tetap kuat meski hidup serba terbatas.
"Anak-anak saya hanya bisa tamat SMP dan SD. Mungkin mereka malu dengan teman-temannya, jadi tidak melanjutkan pendidikan lagi. Tapi saya tetap semangat dan terus menyemangati mereka agar mereka bisa terus berjuang," tambah Jariah.
Pada peringatan Hari Ibu ini, Jariah ingin menyampaikan pesan kepada ibu-ibu di luar sana yang mungkin menghadapi situasi serupa, di mana mereka harus menjadi tulang punggung keluarga setelah ditinggal suami.
"Jangan pernah patah semangat meskipun ditinggal suami. Jangan berpikiran negatif atau terpuruk. Biarlah orang berkata apa, kita harus tetap kuat dan tegar dengan keadaan kita. Yang terpenting adalah terus berjuang untuk anak-anak dan mencukupi kebutuhan mereka sebisa mungkin," pesan Jariah dengan penuh semangat.
Kisah Mbah Jariah adalah contoh nyata dari ketangguhan dan ketabahan seorang ibu dalam menghadapi berbagai tantangan hidup demi keluarga. Dalam peringatan Hari Ibu tahun ini, semoga kisahnya dapat menginspirasi banyak orang untuk terus berjuang dan tidak menyerah.(cw1)