Pengusaha Rumah Makan di Bengkulu Tengah Terbebani Krisis Ekonomi Dampak Kekosongan Kas Daerah

Ilustrasi--

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Masalah kosongnya kas daerah (kasda) Bengkulu Tengah sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama oleh para pengusaha rumah makan. Beberapa pengusaha rumah makan mengalami dampak langsung, yang membuat mereka menghadapi kesulitan ekonomi dan terganggunya perputaran modal usaha.

Masril, seorang pengusaha rumah makan, mengungkapkan bahwa ia masih terdapat tunggakan pembayaran sebesar Rp2 juta dari salah satu dinas daerah. Tunggakan tersebut sudah terpendam cukup lama, dan membuatnya mulai ragu untuk melanjutkan kerja sama dengan Pemda atau dinas terkait.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/10000/sekdis-bantah-isu-dugaan-cinta-terlarang-libatkan-oknum-pejabat-dan-staf-di-kantornya-malani-desak-usut

"Pembayaran ini sudah lama tertunda, dan saya tidak tahu pasti alasannya, apakah karena kelalaian atau alasan lainnya. Saat ini kami sudah tidak lagi bekerja sama dengan Pemda atau dinas-dinas, karena kami sudah terlalu lelah menunggu pembayaran yang tidak kunjung datang," ungkap Masril pada Selasa, 7 Januari 2025.

Masril menambahkan, keterlambatan pembayaran ini sangat memengaruhi kelancaran operasional usahanya, terutama dalam hal perputaran modal dan pembelian bahan baku yang selalu dibutuhkan.

"Jelas, masalah ini sangat berdampak pada kami. Modal terhambat, dan kami kesulitan membeli bahan baku yang harus selalu tersedia untuk menjaga kelangsungan usaha," tambahnya.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/10001/sstt-diperoleh-kabar-ada-pejabat-eselon-2-yang-bawa-istri-kunjungan-ke-jambi

Senada dengan Masril, seorang pengusaha rumah makan lain yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa total tunggakan yang diterimanya bahkan mencapai puluhan juta rupiah.

"Kondisi saat ini memang sulit. Kasda kosong, ekonomi sedang susah, dan kami tidak bisa memaksakan keadaan. Kami sudah menjalin hubungan yang cukup dekat dengan pihak Pemda, bahkan seperti keluarga. Saya bisa memaklumi situasi ini, karena dalam usaha pasti ada risiko. Semoga masalah ini bisa segera diselesaikan," katanya.

Selain itu, dampak dari tunggakan pembayaran ini juga mengganggu kelangsungan usaha mereka. Selain masalah perputaran modal yang terhambat, omzet mereka pun turut menurun.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/9970/pemkab-bengkulu-tengah-umumkan-hasil-seleksi-pppk-tahap-i-cek-hasil-lengkapnya-di-sini

"Bukan hanya soal terlambatnya pembayaran, tetapi kedatangan konsumen juga berkurang, terutama dari pihak-pihak dinas. Biasanya, setelah waktu makan siang, kami sudah tutup. Kami juga memiliki tanggungan keluarga dan biaya pendidikan anak-anak. Dengan kondisi ekonomi seperti sekarang, kami tidak bisa banyak berbuat. Kami hanya berharap ada perubahan dan masalah ini segera menemukan solusi," ujarnya.(cw1)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan