Abrasi Akibatkan 1 Unit Bangunan Konservasi Penyu Desa Pekik Nyaring Ambruk

1 Unit Bangunan konservasi penyu di desa Pekik Nyaring ambruk akibat abrasi--

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Balai Konservasi Penyu Alun Utara yang terletak di Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa terdampak abrasi laut pada Senin, 9 Desember 2024. Akibatnya, sebuah gedung penangkaran penyu ambruk. Kejadian ini menambah deretan kerusakan yang terjadi sejak 2020, dimana 15 rumah warga juga hancur akibat fenomena alam tersebut.

Atas kejadian tersebut, Balai Konservasi Penyu Alun Utara saat ini hanya menyisakan satu gedung kantor dan tempat penetasan telur penyu. Kondisi cuaca yang buruk membuat gedung kantor ini juga berisiko mengalami kerusakan lebih lanjut.

Sebelumnya, pada Juni 2024, Balai Wilayah Sungai Sumatera VII Bengkulu telah memasang karung pasir dan geoblock untuk mengurangi dampak ombak dan memperlambat laju abrasi. Namun, upaya tersebut belum cukup maksimal, dan abrasi terus berlanjut, bahkan menyebabkan bangunan kantor konservasi penyu ambruk.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/9119/baznas-salurkan-bantuan-pengobatan-untuk-warga-pengidap-leukemia-dan-jantung-bocor

Kepala Desa Pekik Nyaring, Noval Ananta, menjelaskan bahwa sejak 2020, abrasi telah merusak 15 rumah warga dan satu gedung konservasi penyu. Ia berharap agar pemerintah segera mengambil langkah pencegahan untuk mengatasi masalah ini yang kian memburuk.

“Sudah ada 15 rumah yang hancur dan 1 gedung konservasi penyu yang ambruk. Kami sangat berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Kami juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencari solusi terbaik dalam menangani masalah abrasi ini,” ujar Noval.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/9118/jadwal-resmi-seleksi-kompetensi-bidang-cpns-bengkulu-tengah-diumumkan-cek-ketentuannya-di-sini

Sementara itu, Kabid Pengelolaan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Sesbania Agumanti Folia, mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai instansi pemerintah, mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga pemerintah pusat, untuk mencari solusi penanganan abrasi ini.

“Kami telah bersurat dan berkoordinasi dengan berbagai pihak lintas sektoral. Semoga segera ada langkah konkret untuk mengatasi abrasi di Desa Pekik Nyaring,” kata Sesbania.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/9116/pendaftaran-duta-batik-sungai-lemau-ditutup-14-desember-baru-15-orang-yang-mendaftar

Untuk pencegahan, Sesbania menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi penanggulangan bencana kepada masyarakat yang terdampak serta melakukan penanaman pohon cemara di pesisir pantai. Harapannya, masyarakat bisa lebih menjaga dan merawat tumbuhan pesisir untuk mengurangi dampak abrasi di masa depan.

“Selain sosialisasi, kami juga menanam pohon cemara di sekitar pesisir pantai. Kami berharap masyarakat ikut menjaga tanaman tersebut, sembari menunggu solusi dari pemerintah,” tutup Sesbania.(cw3)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan