Kemendes Tekankan Kolaborasi Lintas Sektor dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah, desa, dan masyarakat dalam mengelola persoalan lingkungan hidup. Selain itu, kolaborasi lintas sektor menjadi prasyarat keberhasilan dari pengelolaan persoalan lingkungan hidup.
Mendes PDT Yandri Susanto menyatakan hal itu saat melakukan monitoring Sungai Ciujung, Kabupaten Serang, Banten, bersama Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq, Jumat (8/11).
"Kolaborasi lintas sektor, lintas pemangku kepentingan menjadi prasyarat keberhasilan pengendalian pencemaran sungai," kata Mendes PDT Yandri.
Seperti diketahui, peran desa untuk pengelolaan lingkungan hidup sangat penting karena wilayahnya berada di pedesaan. Untuk menguatkan pemerintahan dan pembangunan desa, saat ini Pemerintah RI bersama Bank Dunia (World) Bank bekerjasama membuat Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD).
Program ini dijalankan beberapa kementerian, yaitu Kemendes PDT, Kemendagri, Kemenko PMK, Kemenkeu, dan Bappenas.
Mendes PDT Yandri Susanto menjelaskan, monitoring pencemaran Sungai Ciujung dilakukan berdasarkan banyaknya laporan dari kepala desa dan tokoh masyarakat yang ada di bantaran sungai. Mereka melaporkan sungai tercemar dan tidak layak pakai.
"Saya tidak punya kewenangan terkait lingkungan, kami berkolaborasi dengan Menteri Lingkungan Hidup untuk memastikan warga yang terdampak industri itu bisa segera kita atasi secepat mungkin.”
“Kita berharap industri tetap jalan, tenaga kerja teruslah bekerja, tetapi jangan sampai lingkungannya dirusak, pertanian jadi rusak, tambak jadi rusak, air tidak bisa dipakai, penyakit makin banyak. Itu yang kita tidak ingin terjadi," sambung Mendes PDT Yandri.
Bantaran Sungai Ciujung ada 4 kecamatan yang langsung bersentuhan dan dijadikan sebagai sumber penghidupan dan sumber aktivitas masyarakat. Sebagai tempat mancing, mandi, pertanian dan lainnya. Empat kecamatan itu, yakni Kecamatan Tanara, Lebak Wangi, Tertayasa, dan Carenang.
"Kita dapat laporan sudah 10 tahun ini air sungai menjadi keruh, cenderung bau dan tidak bisa dipakai. Oleh karena itu, setelah kita monitoring ini, janji Menteri LH dalam 3 - 4 bulan akan kembali jernih dan air bisa dipakai lagi. Kita ingin warga bahagia dan makmur serta sejahtera," kata Yandri.(**)