Lonjakan Kasus Gagal Ginjal pada Anak, Menkes: Komplikasi Diabetes
Ilustrasi--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin buka suara soal isu melonjaknya kasus gagal ginjal pada anak.
Sehingga, banyaknya anak yang harus cuci darah ini menjadi keresahan di masyarakat.
Dilansir dari disway.id, Budi menjelaskan, isu lonjakan kasus gagal ginjal pada anak terjadi 2022 silam akibat obat sirup yang tercemar etilen glikol.
"Dan proses hukumnya kan sudah selesai kemarin ada yang dihukum. Sejak itu sebenarnya secara jumlah yang gagal ginjal anak itu menurun," tutur Budi ketika ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta pada Kamis 29 Agustus 2024.
Di samping itu, meningkatnya kasus gagal ginjal seiring dengan masifnya skrining oleh Kemenkes.
"Kita mengaktifkan skrining karena gagal ginjal anak selain disebabkan yang akut, jadi ada penyakit kemudian langsung kena. Tapi ada juga yang sifatnya kronis, menahun gitu. Jadi anaknya udah sakit, tidak tertangani, sakitnya makin parah, makin parah, makin parah, akhirnya mesti gagal ginjal dan cuci darah," papar Budi.
Ia mengatakan, gagal ginjal yang membuat seorang harus cuci darah umunnya diakibatkan komplikasi diabetes.
"Sekarang kita skrining diabetesnya kan udah 50-60 juta orang. Dulu kan gak pernah di screening. Sekarang kita screening banyak ketauan banyak yang diabetes, termasuk anak-anak," tandasnya.
Dari screning tersebut terungkap bahwa jumlah anak yang mengalami diabetes mencapai ribuan.
"Nah, anak-anak yang diabetes ini jumlahnya ribuan. Dulu juga sudah ada, cuman dulu nggak terdeteksi saja. Sekarang jadi terdeteksi," tambahnya.
Menurutnya, hal ini yang memicu kehebohan di masyarakat terkait banyaknya anak yang menjalani cuci darah karena gagal ginjal.
"Wah kalau anak aja sudah diabetes ini tidak tertangani ini pasti akan banyak yang jadi gagal ginjal. Itu sebenarnya yang men-trigger berita ini. Karena kita screening yang lebih banyak jadi ketemunya lebih banyak," tutupnya. (**)
- Tag
- Share
-
-
