Perbaikan Jembatan Tak Kunjung Digubris, Masyarakat Desa Paku Haji Berencana Golput

--

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Ketidakpuasan masyarakat Desa Paku Haji Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) terhadap lambatnya tindak lanjut perbaikan jembatan yang rusak semakin memuncak. Mereka sepakat untuk melakukan aksi golput dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada November 2024 jika tidak ada kejelasan mengenai perbaikan jembatan tersebut.

Ketidakpuasan ini muncul setelah berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pusat beberapa kali datang untuk mengecek kondisi jembatan. Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai jadwal perbaikan atau tindakan konkret dari pihak terkait.

Sri Jaya salah seorang warga desa, mengungkapkan kekecewaannya. Dirinya menyayangkan hingga saat ini belum ada tindakan dari Dinas PUPR maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Benteng.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/6691/evi-susanti-dijadwalkan-daftar-pertama-ke-kpu-bengkulu-tengah-sri-budiman-dan-rachmat-riyanto-menyusul

‘Kami sangat kecewa karena hingga kini belum ada tindakan dari Dinas PUPR maupun BPBD Benteng terkait perbaikan jembatan. Kami hanya meminta perbaikan sederhana, bukan pembangunan ulang. Bayangkan jika jembatan tersebut rusak total, biaya perbaikannya pasti akan jauh lebih tinggi,’’ kata Sri.

Karani, warga lainnya menambahkan bahwa kesulitan mendapatkan bantuan dari pemerintah membuat masyarakat semakin frustrasi. 

‘’Kami sepakat untuk golput dalam pilkada nanti jika jembatan tidak diperbaiki. Biarkan mereka merasakan pesta demokrasi tanpa suara kami, karena desa kami seakan tidak didengar,’’ ujar Karani.

Terpisah, Kepala Desa Paku Haji, Cito Abadi, S.I.Kom mengaku kesulitan menahan kemarahan masyarakat. Ia mengatakan bahwa keputusan masyarakat untuk golput adalah hak mereka, terutama menjelang pilkada. 

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/6711/kpu-bengkulu-tengah-umumkan-pendaftaran-pilkada-bengkulu-tengah-2024-ini-syarat-dan-ketentuannya

‘’Kami sudah menjelaskan berkali-kali, namun warga tetap merasa tidak ada perubahan. Saya khawatir warga berpikir saya terlibat dalam permainan politik. Warga hanya menyuarakan keluh kesahnya,’’ jelas Cito.

Cito menuturkan, masalah ini menunjukkan ketidakpuasan mendalam dari masyarakat yang merasa suaranya tidak didengar dalam proses perbaikan infrastruktur. Diharapkan pihak terkait dapat segera memberikan tanggapan dan solusi untuk mencegah ketidakpuasan lebih lanjut menjelang pilkada mendatang.(one)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan