Penjelasan Psikiater soal Perilaku Kekerasan Berkaca Dugaan KDRT Armor Toreador pada Cut Intan Nabila
Cut Intan Nabila korban KDRT suami--Instagram--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Peristiwa kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini yang perlu mendapat perhatian serius, terbaru kasus dugaan KDRT Armor Toreador pada Cut Intan Nabila.
Dilansir dari disway.id, Cut Intan Nabila memposting video detik-detik di kala dia dipukuli oleh sang suami, Armor Toreador.
Psikiater, Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) RS Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi dan RS Siloam Bogor dr.Lahargo Kembaren, SpKJ menjelaskan bagaimana fenomena kekerasan terjadi.
“Sepertinya orang sekarang ini mudah sekali untuk menjadi sangat emosional dan melupakan pikiran rasional sehingga melakukan perilaku kekerasan yang memberikan konsekuensi buruk bagi kehidupan orang lain, kehidupannya dan kehidupan keluarganya,” tuturnya kepada disway.id.
Mengenal Perilaku Kekerasan
Menurut dr. Lahargo, sebuah perilaku kekerasan/agresivitas adalah sebuah proses yang kompleks terjadi di dalam otak.
Apa yang terjadi dalam otak adalah proses neurobiologi yang menyebabkan suatu perilaku kekerasan terjadi?
Ada dua bagian penting otak yang berperan yaitu :
1. Top Down (Brake/rem)
Bagian otak di area pre frontal cortex, bagian otak sebelah depan yg berfungsi sebagai pembuat keputusan, kontrol diri, pikiran rasional, logis dan pertimbangan
2. Bottom Up (Drive/gas)
Bagian otak tengah yaitu amigdala, yang dikenal sebagai sebagai pusat emosi/perasaan
Di dalam area otak ini terdapat struktur, sirkuit saraf, neurotransmiter (zat kimia di otak) dan proses fisiologisnya.
Kegagalan maturitas dan kerusakan pada sirkuit saraf di otak ini dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pada dua area otak tersebut.