Ajinomoto Genap 55 Tahun, Ini Peran MSG dalam Strategi Diet Rendah Garam
ilustrasi--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Masyarakat mengenal MSG salah satunya dengan hadirnya Ajinomoto yang kini sudah berusia 55 tahun di Indonesia sejak 1969.
Dilansir dari Disway.id, berawal dari penelitian yang dilakukan oleh Dr Kikunae Ikeda di Jepang lebih dari seabad silam dengan mengekstrak kombu (rumput laut).
Dalam penelitian tersebut, Ikeda menemukan rasa lain selain rasa manis, pahit, asam dan asin, yaitu rasa umami.
Umami berasal dari Asam Glutamat (sejenis Asam Amino) memiliki fungsi salah satunya dalam menjalankan proses metabolisme seperti pembentukan protein dalam tubuh.
Grup Ajinomoto telah meneliti dan menerapkan fungsi asam amino selama lebih dari 100 tahun melalui pendekatan ilmiah yang disebut sebagai “AminoScience”.
“Menciptakan bumbu yang enak dengan harga terjangkau dan mengubah makanan sederhana namun bergizi menjadi makanan lezat”- ini merupakan cita-cita Dr Ikeda yang menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia,” kata Naoto Minemura, Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia
Anak Indonesia membutuhkan gizi yang lengkap dan seimbang untuk tumbuh kembang mental serta fisik. Sehingga Indonesia dapat tumbuh menjadi bangsa yang kuat.
School Lunch Program (SLP) menjadi salah satu inisiasi Ajinomoto dalam memperbaiki asupan gizi untuk mencegah masalah malnutrisi pada anak usia sekolah.
“Kami berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), dan menjalankan program SLP yang kami laksanakan di beberapa pesantren. SLP sudah dijalankan sejak tahun 2018. Melalui program tersebut, didapatkan hasil yang positif dengan adanya penurunan angka anemia santri sebesar 20%, peningkatan asupan gizi 20%, peningkatan pengetahuan gizi sebesar 50%. Tidak berhenti disana, kami juga bekerja sama dengan Dept Gizi Masyarakat IPB dan Kementerian Agama RI untuk menghadirkan buku panduan SLP yang berisikan edukasi gizi, tips pelaksanaan program, dan berbagai aplikasi menu lezat bergizi seimbang, yang mudah diterapkan untuk bekal menjalankan lanjutan program ke depan,” ujarnya.
Diet Rendah Garam
Dalam Elderly Program, dimulai dengan dilakukannya penelitian untuk mengetahui apakah pemberian program makanan dengan gizi seimbang, tinggi protein, tetapi rendah garam, gula dan lemak namun lezat, dapat memperbaiki status gizi pada lansia yang berujung pada peningkatan kualitas hidup mereka.
Dalam penelitian yang berlokasi di panti werdha area Yogyakarta, Ajinomoto bekerjasama dengan ahli gizi dari salah satu universitas negeri di Yogyakarta.
Setelah diberikan intervensi menu makanan bergizi dan rendah garam, terjadi penurunan yang signifikan pada kadar gula darah lansia.
Menu rendah garam yang diberikan kepada lansia melalui program tersebut terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, yaitu SBP (Systolic) dan DPB (Diastolic).