Ketahui Dosis Vitamin D yang Tepat untuk Dikonsumsi Harian Sesuai Usia, Ini Kata Dokter
--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Kebutuhan vitamin D berbeda di setiap tahap usia.
Para ahli menegaskan bahwa suplementasi diperlukan karena asupan harian masyarakat Indonesia sering tidak mencukupi hanya dari matahari dan makanan.
Kalbe Farma melalui Prove D3 kembali mengingatkan pentingnya pemenuhan vitamin D harian bagi masyarakat Indonesia.
Meski tinggal di wilayah tropis, mayoritas masyarakat Indonesia memiliki kadar vitamin D di bawah 30 ng/mL.
Rendahnya paparan sinar matahari, aktivitas fisik yang minim, dan pola makan yang kurang bervariasi membuat suplementasi vitamin D menjadi kebutuhan.
Kebutuhan Vitamin D pada wanita pun memiliki peran vital dalam menjaga kesehatan reproduksi.
Kekurangan vitamin D dapat mengakibatkan gangguan kesuburan (PCO dan Endometriosis), komplikasi kehamilan (pre-eklampsia dan persalinan prematur), kesehatan mental (depresi), dan penyakit kanker (kanker gonad).
Kekurangan Vitamin D pada ibu hamil juga berdampak pada tumbuh kembang bayi. maka pemantauan kadar Vitamin D sejak program hamil menjadi langkah penting bagi calon ibu.
“Vitamin D memiliki peran esensial dalam mendukung sistem reproduksi dan kehamilan yang sehat. Sayangnya, banyak ibu tidak menyadari bahwa kebutuhannya meningkat mulai dari program hamil hingga menyusui. Maka dari itu, konsultasi rutin dan pemeriksaan kadar Vitamin D menjadi langkah awal untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Dengan edukasi yang tepat, ibu dapat mengambil tindakan preventif untuk menjaga kesehatan kehamilan,” tutur Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Merry Amelya Puspita Sidabutar, Sp.OG seperti dilansir dari disway.id.
Dosis Vitamin D
Dokter Merry menekankan, vitamin D penting dalam setiap tahap perjalanan hidup para wanita.
Mulai dari remaja usia 10—19 tahun, usia produktif 15—49 tahun, 1000 HPK yakni wanita usia 20—45 tahun, pre menopause yakni usia 40—49 tahun, hingga setelah menopause atau wanita berusia lebih dari 50 tahun.
Namun, dengan kebiasaan kurangnya paparan sinar matahari dan gaya hidup minim aktivitas fisik yang dijalankan wanita Indonesia atau sedentary lifestyle, kebutuhan vitamin D tidak terpenuhi hanya dari makanan.
“Dengan padatnya aktivitas dan lifestyle saat ini, biasanya pemenuhan Vitamin D tidak cukup dari makanan, sehingga diperlukan tambahan suplementasi. Keperluan harian Vitamin D pada wanita remaja hingga dewasa berkisar antara 400 IU—2000 IU dan akan meningkat pada tahap program hamil, kehamilan, dan menyusui. Sedangkan pada pasien yang mengalami defisiensi Vitamin D, memerlukan kadar terapi bahkan hingga 5000—10000 IU,” jelas dr. Merry.