Danantara Disorot, dari Reformasi BUMN hingga Porsi Daerah
--
Emil turut menyoroti inisiatif Danantara dalam kerja sama sektor pertanian-peternakan, proyek Waste to Energy di Malang Raya, hingga serapan tebu SGN sekitar Rp1 triliun.
“Harapan kami sederhana: memperbanyak ruang sinergi,” ujarnya.
Kemudian, Ketua Komisi XI DPR RI, Dr. Mukhamad Misbakhun, mengingatkan bahwa reformasi BUMN harus memastikan negara tidak bersaing dengan sektor swasta.
Dia menyebut laba BUMN mencapai lebih dari Rp300 triliun, tetapi hanya Rp80–90 triliun yang menjadi dividen dan kini dialihkan menjadi modal Danantara.
“Danantara jangan sampai bersaing dengan swasta. Masuklah ke sektor yang tidak diminati atau membutuhkan teknologi tinggi,” ujarnya.
Kritik Peran Negara Terlalu Dominan
Pakar ekonomi Ferry Latuhihin menyampaikan kritik lebih keras terkait dominasi negara dalam ekonomi.
Dia menilai negara kerap melampaui peran sebagai agent of development.
“Negara ini sudah gagal menjadi agent of development. Negara terlalu banyak ikut campur,” katanya.
Ferry menilai kondisi pasar modal kini telah berkembang pesat, sehingga kehadiran lembaga negara tidak lagi relevan untuk fungsi yang sama.
"Sekarang malah over crowded. Negara bersaing dengan swasta,” tambahnya.
Daerah Minta Keadilan Fiskal
Akademisi Universitas Airlangga Prof. Dr. Imron Mawardi menekankan pentingnya keadilan fiskal bagi daerah penghasil, khususnya Jawa Timur yang menjadi basis banyak aset strategis BUMN.
Tokoh daerah lainnya juga menegaskan pentingnya participating interest agar manfaat ekonomi tidak terkonsentrasi di pusat.
RTD mempertemukan pejabat daerah, pimpinan BUMN, akademisi, peneliti, pelaku usaha, dan asosiasi bisnis.