Bunuh Diri
Kini Hines tergabung dalam paguyuban anti-bunuh diri lewat jembatan Golden Gate. Bersama ayahnya. Ia termasuk yang usul agar dibangun pagar di atas jembatan.
Tidak mudah mengabulkan usul besar seperti itu. Apalagi biayanya juga besar. Rencana awal saja sudah Rp 1,1 triliun. Kian mundur kian besar. Tiga kali lipatnya. Setelah dikerjakan selama delapan tahun biayanya menjadi sekitar Rp 6 triliun. Materialnya mahal. Biaya pemasangannya mahal. Terutama biaya untuk antisipasi kecelakaan saat mengerjakannya.
Jaring itu lebarnya 6 meter dari jembatan. Kalau Anda lagi mengemudi di atas jembatan tidak akan bisa melihatnya. Cobalah kapan-kapan Anda lewat sana. Lalu Anda coba melongoknya. Saya juga akan mencoba.
Anda baru bisa melihat jaring itu kalau berada di pinggir jembatan. Ketika terlihat ada jaring di sana, Anda pun akan membatalkan keinginan bunuh diri. Sambil berjalan meninggalkan jembatan, Anda sudah bisa berubah pikiran.
Pun ketika jaring itu baru mulai dibangun, jumlah yang bunuh diri sudah berkurang. Dari rata-rata 30 orang setahun menjadi hanya 14 orang. Bagi mereka Golden Gate tidak asyik lagi.
Banyak jembatan jadi idola bunuh diri. Di seluruh dunia. Pun di Nanjing, Tiongkok. Di sana juga punya ''Golden Gate''. Tidak lebih dalam tapi lebih panjang. Dalamnya hanya 40 meter. Cukup untuk mati. Jembatan Nanjing membentang lebih 5 km di atas Chang Jiang –sungai Yangtze.
Rata-rata satu orang bunuh diri di jembatan Nanjing tiap satu minggu. Banyak usaha pencegah tidak berhasil. Mungkin akan ikut cara Golden Gate.
Bahwa akhirnya pengaman di San Francisco itu berbentuk jaring, idenya datang dari Bern, Swiss. Di sana juga ada jembatan yang jadi idola untuk bunuh diri. Lalu dipasangi jaring. Hanya saja jembatan Bern di atas sungai Rhein. Tidak perlu besi tahan karat.
Paguyuban pun bisa menerima bentuk jaring itu. Mereka sebenarnya mengajak berhemat dengan ide pagar. Tapi itu kan bukan uang mereka.
Untuk tetap cantik memang tidak perlu hemat. (*)