RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Wisata Bukit Kandis yang terletak di Desa Durian Demang Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah menjadi salah satu destinasi wisata yang terkenal dengan keindahan alamnya. Meski demikian, bukit ini juga menyimpan berbagai cerita sejarah yang menarik dan aura mistis yang kental, menjadikannya semakin menarik untuk dikunjungi. Berikut kisahnya.
NUGROHO BAYU SANTOSO – BENGKULU TENGAH
Guntur Alam, warga keturunan asli dari penduduk Bukit Kandis menceritakan asal-usul nama Bukit Kandis. Dulu, Bukit Kandis hanyalah hutan belantara yang sering dikunjungi oleh pemuda-pemudi untuk bermain atau berpacaran. Pada suatu hari, sepasang kekasih yang sedang berkunjung ke sana tanpa membawa bekal, merasa lapar dan haus. Ketika mereka mendekati bukit, mereka menemukan pohon kandis dengan buah lebat yang rasanya menyegarkan. Buah tersebut menghilangkan rasa lapar dan haus mereka, sehingga dari situlah nama Bukit Kandis tercipta.
“Bukit Kandis dulunya hanya hutan belantara. Pada suatu hari, sepasang kekasih yang datang tanpa membawa bekal menemukan pohon kandis dengan buah yang besar dan enak. Dari sana lah nama Bukit Kandis muncul,” ungkap Guntur Alam pada Kamis 26 Desember 2024.
Selain nama Bukit Kandis, ada juga nama-nama lain yang dikenal oleh warga sekitar, yakni Bukit Puding dan Bukit Beringin. Nama-nama tersebut diambil dari tiga marga yang hidup di kawasan tersebut pada masa lalu. Bukit Kandis untuk wilayah Durian Demang, Bukit Puding untuk wilayah Bajak Jambu, dan Bukit Beringin untuk wilayah Merigi Klindang.
Karena sering dikunjungi oleh pemuda-pemudi, Bukit Kandis menjadi tempat yang erat kaitannya dengan pencarian pasangan. Hal ini kemudian melahirkan pantun khas yang menggambarkan perjalanan ke Bukit Kandis.
“Jalan-jalan ke Bukit Kandis, Melihat rumah berbaris-baris, Biar nyawa di ujung keris, Yang penting dapat budak gadis.”
Pantun ini memiliki makna bahwa meskipun perjalanan menuju Bukit Kandis sulit dan jauh tanpa bekal, orang akan tetap melaluinya demi bertemu dengan kekasih hati, yang kemudian bisa menikmati buah kandis yang enak.
Namun, selain cerita romantis, Bukit Kandis juga memiliki cerita mistis yang kuat. Foto-foto lama yang masih disimpan oleh Guntur Alam menggambarkan berbagai upacara yang dilakukan oleh masyarakat yang datang untuk mengirimkan doa kepada leluhur atau membayar nazar. Beberapa orang bahkan datang dari Kepahiang dan Lebong untuk membawa sesajen atau mengadakan ritual seperti memotong kambing atau kerbau, dengan niat yang baik.
“Banyak orang yang datang ke sini, seperti dari Kepahiang dan Lebong, untuk mengirimkan doa kepada leluhur atau membayar nazar. Mereka membawa sesajen, bahkan ada yang memotong kambing dan kerbau. Namun, jika niatnya buruk, mereka bisa celaka,” tambah Guntur.
Guntur juga berbagi cerita pribadi tentang orang tuanya, yang dulu tinggal di Bukit Kandis dan mengalami musibah karena tidak dikaruniai anak selama 10 tahun. Namun, setelah mendapatkan petunjuk dari leluhur dalam bentuk mimpi, orang tuanya akhirnya dikaruniai keturunan.