RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Di tengah hutan lebat Desa Kembang Seri, sebuah makam misterius yang dikenal dengan nama Makam Putri Darah Putih menyimpan kisah yang begitu dalam dan aura mistis yang kuat. Desa yang terletak di Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah ini menyimpan cerita yang sudah berabad-abad lalu, menarik perhatian banyak orang dari berbagai penjuru, baik yang penasaran akan kisahnya, maupun yang datang dengan maksud tertentu.
Menurut Rosdi (54), seorang warga setempat, kisah ini bermula pada masa lalu ketika seorang gadis muda hidup bersama kakaknya di sebuah pondok yang tersembunyi di dalam hutan. Hidup sederhana, mereka menghabiskan waktu dengan berkebun dan mengolah hasil alam. Suatu hari, ketika mereka tengah mengupas pinang, sebuah peristiwa aneh terjadi. Jari tangan sang gadis terluka, namun darah yang mengalir bukan darah biasa, melainkan darah yang berwarna putih, berbeda dengan darah manusia pada umumnya.
Luka itu membuat sang kakak khawatir, dan meminta gadis itu untuk beristirahat di loteng pondok. Namun, keesokan harinya, kejadian misterius pun terjadi. Sang gadis hilang tanpa jejak, seolah-olah menghilang ditelan bumi. Kakaknya yang panik memanggilnya, mencari ke seluruh penjuru pondok, namun tak ada jawaban. Saat memeriksa loteng tempat sang gadis beristirahat, ia hanya menemukan jejak yang hilang tanpa arti. Gadis itu menghilang begitu saja, tanpa ada petunjuk ke mana perginya.
Tak lama setelah kejadian itu, keluarga gadis tersebut merasa kehilangan yang dalam. Mereka, tak tahu harus berbuat apa, akhirnya mendirikan sebuah kuburan di tempat gadis itu terakhir kali berada. Namun, yang digali bukanlah tubuh sang gadis, melainkan hanya bantal dan tikarnya. Dari situlah, makam ini mulai dikenal sebagai Makam Putri Darah Putih, sebuah makam yang penuh misteri dan aura yang menyelimuti setiap orang yang datang.
Bertahun-tahun berlalu, makam ini tetap menjadi tempat yang banyak dikunjungi orang. Mereka datang dengan berbagai maksud, ada yang datang untuk berdoa meminta perlindungan, petunjuk hidup, hingga meraih harapan-harapan besar dalam hidup mereka. Dari warga sekitar Bengkulu Tengah, hingga mereka yang datang dari daerah jauh seperti Banten, Jawa, dan Kerinci, semuanya datang dengan niat dan tujuan masing-masing.
Namun, menurut Rosdi, ada satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang yang ingin berziarah ke makam ini adalah niat yang tulus dan baik. Mereka yang datang harus membawa air ziarah dan kemenyan sebagai penghormatan dan jika berniat memenuhi nazar, mereka diwajibkan untuk menepatinya, seperti melepaskan sepasang burung merpati atau menyembelih kambing atau ayam kuning putih.
‘’Semua itu adalah bagian dari ritual yang harus dilalui dengan sungguh-sungguh.
Kekuatan mistis makam ini sangat terasa. Terletak jauh di dalam hutan, untuk mencapai makam tersebut, pengunjung harus menyeberangi sungai dan melewati rimbunnya pepohonan yang tinggi. Bahkan, di sekitar makam terdapat penjaga gaib dalam bentuk berbagai binatang buas—harimau, ular, burung briti, rusa, hingga sapi. Konon, binatang-binatang ini bukan hanya sekedar penjaga alam, tetapi juga merupakan perwujudan dari kekuatan gaib yang menjaga makam tersebut,’’ ujar Rosdi.
Rosdi menjelaskan, bagi mereka yang datang dengan niat buruk, tak jarang mereka mengalami kejadian-kejadian aneh yang membawa dampak buruk pada diri mereka. Maka, hanya mereka yang datang dengan hati yang bersih dan tujuan yang luhur yang akan merasakan ketenangan dan keberkahan dari makam ini.
Begitulah kisah Makam Putri Darah Putih, yang tetap abadi dalam ingatan warga setempat dan para peziarah. Sebuah kisah tentang kehilangan, misteri, dan aura mistis yang terus menyelimuti setiap sudutnya, menjaga warisan sejarah yang tak akan terlupakan.(cw1)