RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Atas kehebohan yang terjadi usai mencuatnya pengakuan sejumlah wali murid dimana dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) diduga disunat, wartawan menemui oknum yang disebut-sebut melakukan perbuatan itu. Oknum berinisial Ai yang bekerja di sekolah bersangkutan, Kecamatan Karang Tinggi tanpa disangka bersedia meladeni wawancara wartawan.
Dugaan pemotongan dana PIP, katanya atas dasar upah jasa karena telah membantu mengurus data penerima. Ai membantah pernyataan semula wali murid bahwa nominal pemotongan ditentukan.
Pemberian itu dianggap sebagai ucapan terima kasih dari pihak wali murid karena telah membantu mengurus data. Tambahnya, proses dalam memasukkan data cukup terbilang sulit, karena harus dilakukan secara manual dan banyak tahapan.
"Tentu saja saya tidak ada mematok nominal nilai, itu hanya ucapan terima kasih. Karena mengupload data penerima harus menggunakan manual, ada beberapa kolom. Yang jika salah harus mengulang dari awal. Dan juga jika ada satu angka atau huruf yang salah pasti tidak akan 100 persen dan akan invalid," jelasnya.
Ai menambahkan, setelah anak menerima bantuan terkadang tidak dipergunakan dengan bijak. Setelah aturan pertama saat anak menerima bantuan langsung dipotong oleh sekolah untuk membiayai jika tunggakan biaya dihapus karena banyak wali murid yang komplen, kebijakan uang diambil oleh anak malah kebablasan alias tidak terkontrol penggunaan.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/7902/kondisi-jalan-di-desa-lagan-bungin-terancam-amblas
"Awalnya dahulu itu kan sempat kita dan pihak sekolah yang mengambil uang di bank dengan langsung dipotong oleh sekolah untuk membiayai kalau ada tunggakan. Tetapi banyak wali murid yang tidak terima karena bantuan langsung habis dipotong. Setelah itu aturan diubah, anak langsung yang mengambil uang. Nah dengan anak yang mengambil langsung, malah uang digunakan tidak sesuai peruntukan," ungkapnya.(one)