RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII diduga tak serius dalam menanggapi keluhan warga terkait air sumur bor yang dibangun dalam keadaan keruh dan berbau. Pasalnya, manajemen BWS Sumatera VII diketahui tak kunjung datang pada Senin 15 Juli 2024, seperti yang dijanjikan sebelumnya.
Kades Semidang Lagan, Doni Martono menuturkan jika keluhan terkait air sumur bor dari pembangunan yang dilaksanakan BWS Sumatera VII ini sudah disampaikan. Sebelumnya telah dijanjikan akan mendatangi desa pada 10 Juli 2024. Namun diketahui diundur hingga 15 Juli 2024.
‘’Mereka menyatakan akan datang ke desa untuk menindaklanjuti. Rencana tanggal 10 Juli, tapi diundur ke 15 Juli. Saat ditunggu pada hari ini (kemarin, red) juga tidak tiba. Kami warga merasa kecewa,’’ ujar Doni.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/5663/pengadaan-sumur-bor-desa-ini-bakal-dibatalkan-begini-alasannya
Doni menjelaskan, pembangunan sumur bor bantuan dari BWS Sumatera VII telah selesai dibangun pada bulan Desember 2023 lalu. Setelah selesai dibangun, air yang keluar dari sumur bor keruh. Tim teknis penyedia menjelaskan memang dalam kurun waktu 2 bulan airnya baru normal. Pekerja juga menyarankan untuk air tersebut selalu di kuras. Namun setelah 2 bulan berjalan hingga saat ini, air tersebut masih keruh dan berbau.
‘’Kami juga aneh kenapa air yang keluar itu kotor. Setelah terus dikuras dan menunggu hingga bulan Juli ini, airnya tetap keruh. Kami sebelumnya mengucapkan terima kasih karena adanya pembangunan sumur bor. Tetapi jika seperti ini, masyarakat juga belum bisa mendapatkan manfaatnya. Anggaran untuk pembangunan juga lumayan besar,’’ jelas Doni.
Terpisah, Camat Semidang Lagan, Depi Junaidi, S.Ip, MH mengatakan, melihat kondisi ini, pihaknya merasa sangat kecewa dengan penyedia.
‘’Saya datang karena menindaklanjuti adanya pemberitaan. BWS juga dari awal pelaksanaan sumur bor ini tidak pernah berkoordinasi dengan kecamatan. Pihak desa juga sudah memberikan informasi pihak penyedia akan datang pada tanggal 15 Juli ini, ternyata tidak juga. Saya harap adanya tindaklanjut secara cepat dari BWS. Karena jika airnya dikonsumsi, berkemungkinan dapat menyebabkan penyakit bagi masyarakat,’’ pungkas Depi.(one)