RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Display Kampung Batik berlokasi di Betungan Kota Bengkulu merupakan salah satu Industri Kecil Menengah (IKM) pengrajin batik tulis yang saat ini masih aktif dalam pengoperasian. Berdiri pada tahun 2017 akhir hingga tahun 2024 ini telah banyak karya yang telah dibuat.
Display Kampung Batik ini merupakan yang ternama di Kota Bengkulu dan merupakan salah satu nasabah dari BRI.
Ketua IKM Kampung Batik, Herlina Susanti menuturkan, awal pengenalan kepada masyarakat tentang batik, ibu-ibu di wilayah tersebut baru mengetahui apa itu batik.
Setelah dipelajari pada tahun 2017 lalu, para perajin batik tersebut sudah mengetahui bahwa proses yang sangat panjang dalam pembuatan batik tersebut.
‘’Tahun 2017 akhir berdiri kami mengenal batik tulis. Masyarakat disini beranggapan bahwa kain yang bercorak tersebut adalah baik, padahal salah. Setelah dipelajari kami tahu kalau batik itu mempunyai proses bermacam-macam, makanya batik mahal. Biasa kalau dibuat dari mesin atau printing dan sablon itu bukan batik, itu kain bermotif batik. Batik menggunakan proses penggunaan lilin malam,’’ kata Susanti.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/3764/pemdes-bintang-selatan-bangun-rabat-beton-sepanjang-227-meter
Susanti melanjutkan, dengan jenis yang memiliki ciri khas, IKM Kampung Batik tersebut menambahkan corak bambu betung. Hal tersebut sesuai dengan nama daerah adalah Betungan. Dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yakni dari Rp 275 ribu hingga lebih dari Rp 600 ribu.
Sementara untuk batik tulis dibanderol harga termurah Rp 400 ribu, dan bisa lebih mahal tergantung dengan kesulitan dan kerumitan dalam pembuatan.
Kemudian batik kontenporer masih terjangkau, dari Rp 275 ribu hingga keatas, lebih sama dengan harga batik cap. Adapun dalam pengembangan usaha dibantu dari pinjaman usaha dari BRI.
‘’Kalau di Betungan menggunakan batik basurek Betungan, jadi banyak mengangkat bambu betung. Tetapi tetap memprioritaskan kain batik Bengkulu dengan khas yang sudah melekat. Harga yang dibanderol juga bervariasi. Sementara untuk pengembangan usaha, pernah mengajukan pinjaman KUR dari BRI. Penambahan modal ini cukup membantu,’’ ujar Susanti.
Terpisah, Pemimpin Cabang BRI Bengkulu, Tunjung Yudho Wahono melalui Micro Business Manager, Muhammad Arriyadhi menuturkan jika Kampung Batik ini merupakan salah satu nasabah dari BRI. Peminjaman melalui KUR dinilai cukup membantu bagi Kampung Batik dalam pengembangan usahanya.
‘’Salah satu usaha yang cukup berkembang di Provinsi Bengkulu adalah Kampung Batik ini. BRI berperan penting dalam pengembangannya. Selain membantu promosi, juga memberikan kemudahan dalam peminjaman KUR,’’ pungkas Arriyadhi.(fry)