Indonesia Miliki Desa Bijak Antibiotik Pertama, Tingkatkan Kesadaran Penggunaan Obat yang Tepat
--
AMR atau resistansi antimikroba merupakan kondisi di mana obat antimikroba tidak lagi mempan melawan bakteri, virus, atau jamur di tubuh.
Pemilihan antimikroba secara tidak tepat, indikasi tidak tepat, dosis tidak tepat, rute (cara) pemberian tidak tepat inilah yang menyebabkan seseorang mengalami AMR.
Sebagai informasi, Sajaka diprakarsai oleh One Health Collaboration Center (OHCC) Universitas Udayana dengan kolaborasi One Health University Network (Indohun), Pemerintah Kabupaten Tabanan, serta berbagai assosiasi dan perguruan tinggi di Bali.
Bermula pada 2019 dengan menyasar Desa Bengkel sebagai pilot project, tahun 2024 ini pjhaknya menjangkau empat desa tambahan di Kecamatan Kediri, meliputi Buwit, Nyitdah, Belalang, dan Pejaten.
Dalam pelaksanaannya, Pfizer Indonesia turut serta memberikan bantuan pendanaan keempat desa tambahan tersebut.
Perluasan ini memungkinkan tim SAJAKA untuk lebih memahami tantangan dan peluang di berbagai komunitas, serta menyempurnakan pendekatan program berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Kepala Desa Nyitdah Drs. Dewa Putu Alit Artha menilai bahwa program ini memberikan pola pikir masyarakat untuk lebih bijak menggunakan antibiotik.
"Sosialisasi dan edukasi masyarakat dengan melibatkan kader posyandu merupakan langkah konkret yang sudah kami lakukan. Para bidan desa pun turut mendampingi dalam setiap kegiatan, mulai dari posyandu balita, kegiatan ibu hamil, posyandu remaja, dan senam lansia.”
Senior Manager, Global Policy & Public Affairs Pfizer Indonesia Khoirul Amin menegaskan pentingnya upaya peencegahan AMR yang diterapkan di semua level masyarakat, mulai keluarga, komunitas desa, sekolah, dan fasilitas kesehatan.
"Keterlibatan Pfizer Indonesia dalam SAJAKA menegaskan komitmen kami untuk terus mendorong kemajuan sektor kesehatan di Indonesia dan peningkatan kualitas hidup masyarakat,” ujarnya. (**)