Lestarikan Seni Pahat Batu Giling, Warisan Temurun di Taba Penanjung

--

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Di Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah, masyarakat setempat tengah menghidupkan kembali seni pahat batu giling, yang biasa digunakan sebagai cobek dan alat bantu memasak tradisional. Batu alam yang dipahat ini kini menjadi salah satu produk unggulan di wilayah tersebut.

Lokasi pemasaran batu giling terletak di sepanjang jalan lintas Bengkulu-Kepahiang, Desa Tanjung Heran, dengan harga yang bervariasi tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatan. Andika, seorang penambang batu giling, menjelaskan bahwa proses pembuatan batu giling ukuran kecil bisa memakan waktu hingga satu hari.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/8137/wisata-kampoeng-durian-suguhkan-fasilitas-terbaru-wahana-jembatan-gantung-hingga-kolam-terapi-kaki

"Satu hari bisa menghasilkan satu batu giling dalam bentuk dasar. Namun, mencari bahan baku kini semakin sulit karena stok bahan semakin menipis. Kami menjualnya ke pengecer dengan harga mulai dari Rp25 ribu untuk ukuran kecil hingga Rp150 ribu untuk ukuran besar," ungkap Andika.

Mur, seorang penjual batu giling, menambahkan bahwa pembeli seringkali berasal dari luar daerah. 

"Saat ini, pembeli semakin jarang, mungkin karena alat penghalus bumbu modern sudah lebih banyak digunakan. Meski begitu, rasa bumbu yang dihaluskan menggunakan cobek tetap berbeda dan lebih enak," jelasnya.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/8138/telan-anggaran-rp800-jutaan-wisata-curug-tinggi-renah-lebar-sepi-pengunjung

Harga batu giling yang dijual Mur berkisar antara Rp35 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatan. 

"Kami berharap keberadaan batu giling ini tetap diminati, terutama oleh para wisatawan yang melintasi daerah kami," pungkas Mur.(one)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan