PGRI: Selamat Bekerja Presiden Prabowo, Harapan Guru Disandarkan kepada Menteri Pendidikan Baru

Ilustrasi--

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) menyampaikan terima kasih kepada Presiden ke-7 Joko Widodo atas pengabdiannya selama 10 tahun. PGRI juga mengucapkan selamat bekerja kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang sudah dilantik Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada Minggu, 20 Oktober 2024

"Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan dengan penuh rasa cinta kasih, rasa tulus, dan hormat kepada Presiden Republik Indonesia ke-7, Ir. Joko Widodo atas pengabdian dan dedikasi luar biasa kepada bangsa dan negara selama 10 tahun terakhir ini," kata Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi di Jakarta, Senin (20/10). 

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Wakil Presiden K.H Ma'ruf Amin yang telah mendampingi Presiden Jokowi selama lima tahun terakhir sejak 2019. PB PGRI, lanjutnya, mengucapkan selamat bekerja kepada Presiden RI ke-8 Jenderal (Pur) Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Selamat atas terjadinya transisi pemerintahan yang berjalan mulus dan berkomitmen berkelanjutan untuk menyukseskan program pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. 

PGRI menaruh harapan besar atas pelantikan presiden dan wapres RI yang baru dan terbentuknya kabinet pemerintahan yang baru untuk menjalankan program pembangunan selanjutnya terutama di bidang pembangunan sumber daya manusia melalui pembenahan sistem pendidikan yang berkualitas.

"Selamat bekerja kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, Teknologi yang akan dilantik bersamaan dengan terbentuknya kabinet pemerintahan yang baru (Kabinet Merah Putih), " ucapnya.

Unifah menambahkan harapan besar para guru disandarkan kepada menteri pendidikan yang baru agar aspirasi, masukan para guru demi perbaikan kualitas pendidikan dapat diserap dan diperhatikan dengan seksama.

"Evaluasi kurikulum diperlukan menyeluruh untuk memperbaiki kekurangan tanpa harus mengganti substansi kurikulum, " pungkas Unifah Rosyidi.(**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan