Kemendikbudistek Wujudkan Mimpi Anak Indonesia Lewat Beragam Program Beasiswa
--
Di sisi lain, KIP Kuliah yang diluncurkan sejak 2021 juga menjadi salah satu upaya pemerintah untuk memperluas akses pendidikan tinggi. Hingga pertengahan tahun 2024, KIP Kuliah telah menjangkau 101.000 mahasiswa, atau 50 persen dari total kuota sebanyak 200.000 mahasiswa.
Kepala Puslapdik Adhika Ganendra menyampaikan program ini bertujuan membantu siswa-siswa dari keluarga kurang mampu yang berhasil masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur tes dan prestasi.
“Berdasarkan data integrasi antara siswa penerima bantuan jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan siswa yang lolos ke jenjang pendidikan tinggi, semakin banyak siswa miskin yang telah dibantu untuk mencapai prestasi dan masuk perguruan tinggi,” jelas Adhika dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar, beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, berdasarkan hasil Tracer Study yang dilakukan Puslapdik pada 2023, dari 20.706 alumni Bidikmisi/KIP Kuliah yang mengisi kuesioner, 42 persen di antaranya mampu mencapai IPK antara 3,50 hingga 3,75, bahkan sebanyak 28 persen memperoleh IPK antara 3,75 hingga 3,99.
Capaian prestasi akademik ini terus meningkat setiap tahunnya, membuktikan bahwa KIP Kuliah bukan hanya memberikan akses, tetapi juga mendorong prestasi mahasiswa. Beberapa contoh prestasi ini antara lain adalah Iva Roudhotul Rohmah, mahasiswi Teknik Informatika di ITN Malang yang lulus dengan IPK 3,94 dan menyelesaikan studi dalam waktu 3,5 tahun.
Dhea Arviana Wijianti, mahasiswi Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Jember, meraih IPK 3,99 dan aktif sebagai pengajar di PKBM Lintas Menuju Cerdas di Glenmore Banyuwangi. Selain itu, ada Nahdiyah dari UPN "Veteran" Yogyakarta yang dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dengan berbagai prestasi, termasuk mengikuti program SEAMEO TVET Virtual Student Exchange Program 2022. Prestasi luar biasa lainnya datang dari Yusril Sahendra di Universitas Teuku Umar yang berhasil meraih IPK sempurna 4.00.
Beasiswa Indonesia Maju: Berprestasi ke Panggung Dunia
Tak hanya berhenti di dalam negeri, Kemendikbudristek juga memperluas kesempatan bagi anak-anak berprestasi untuk mengejar pendidikan di luar negeri melalui program Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
Program ini tidak hanya memberikan beasiswa penuh untuk kuliah di universitas terkemuka dunia tetapi juga menyediakan program persiapan intensif sebelum keberangkatan. Hal ini dilakukan untuk memastikan penerima beasiswa siap menghadapi tantangan akademik dan budaya di negara tujuan.
Pada 2024 ini, penerima BIM untuk jenjang S-1 berjumlah 1.587 orang, terdiri atas perguruan tinggi dalam negeri berjumlah 744 dan luar negeri 843. Sementara itu untuk jenjang S-2, penerima BIM dalam negeri sebanyak 223 dan luar negeri sejumlah 57. Salah satu penerima BIM, Syarifah Luthfiah Quraisy mengisahkan bagaimana ia berjuang mendapatkan beasiswa ini untuk mengejar impiannya menjadi dokter.
“Saya ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, khususnya fakultas kedokteran, untuk meringankan beban ibu saya yang merupakan orang tua tunggal. BIM menjadi harapan besar bagi saya untuk mewujudkan mimpi ini,” ungkapnya.
Nizam Zulfi Zakaria, penerima BIM dari Universitas Brawijaya, juga merasa bahwa program ini telah membuka peluang tak terduga baginya.
“BIM tidak hanya membawa saya melanjutkan kuliah, tetapi juga memberi kesempatan untuk berprestasi di tingkat nasional,” ujarnya.(**)