Soal Kasus LNG CCL, KPK Fokus Kembalikan Kerugian Negara Rp 1,8 Triliun

--

"Bisa juga Corpus putuskan kontrak. Kalau dia dibuat repot dan dikejar-kejar terus, dia putuskan kontraknya," ujarnya.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/5786/cegah-pencurian-data-berulang-kemenkominfo-ajak-apple-bikin-sekolah-hacker

Ketua Indonesia Gas Society (IGS) Aris Mulya Azof mengingatkan bahwa jika Corpus sampai memutuskan kontrak penjualan LNG ke Pertamina, akan merugikan perusahaan plat merah itu.

Pasalnya, selama ini Pertamina sudah mendapatkan harga gas murah dari Corpus. Apalagi permintaan gas saat ini meningkat, sehingga Pertamina bisa jual dengan untung yang berlipat.

"Sekarang gap kekurangan gas terjadi akibat turunan produksi hulu dan kebutuhan meningkatkan," ujar Aris, (22/07).

Aris mengatakan bahwa Corpus sudah berkomitmen akan memasok LNG ke Pertamina untuk dijual lagi, hingga 2039.

"Kalau terhenti maka kita harus mencari penggantinya," ujarnya.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/5787/info-dari-menko-airlangga-ada-kenaikan-gaji-pns-di-2025

Persoalannya, mencari pengganti supplier LNG bukan perkara mudah. Selain harus memulai kontrak bisnis lagi, Pertamina juga akan kesulitan mencari harga yang murah di tengah kondisi permintaan gas yang tinggi.

Apalagi, Pertamina sudah memiliki kontrak dengan konsumen. Jika pasokan LNG Pertamina tidak dikirim, bisa-bisa kata Aris seperti masalah PT PGN dengan Gunvor.

"Akan jadi masalah. Jadi seperti case Gunvor. Punya commitment menjual, tetapi enggak punya sumber LNG," ujarnya.(**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan