3 Makanan Ini Berusia Ribuan Tahun, Kuliner Warisan Budaya dari Kawasan Muaro Jambi
ilustrasi--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan melakukan revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi.
Dilansir dari Disway.id, peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya tersebut merupakan salah satu titik peradaban tertinggi Indonesia yang mencerminkan berbagai aspek kehidupan sosial hingga religius.
Bukan hanya keunggulan bentang alam seperti rawa hingga kanal gunung, KCBN Muaro Jambi kini telah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan destinasi spiritual yang inklusif.
Bekerja sama dengan Javara dan Seniman Pangan, Dirjen Kebudayaan memperkaya kembali nilai-nilai historis serta budaya dari panganan khas yang telah diwariskan sejak lebih dari 1300 tahun.
"Melalui kolaborasi erat dengan masyarakat lokal, kami ingin menghidupkan kembali tradisi spiritual dan pendidikan yang kaya, sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya yang tak ternilai. Dengan begitu, pengunjung yang hadir tidak hanya datang untuk melihat keindahan candi tetapi juga bisa merasakan pengalaman gastronomi yang menarik,” ujar Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi Agus Widiatmoko dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 Juli 2024.
Jambi sendiri memiliki keanekaragaman hayati pangan dari bentang alam lahan basah sehingga tidak lagi mengimpor makanan.
Bahkan, kuliner Jambi mampu dimanfaatkan secara maksimal, baik dalam bentuk makanan sehari-hari, obat-obatan, hingga minuman.
Pendiri Javara Helianti Hilman menambahkan, warga desa di kawasan Candi Muaro Jambi turut dilatih untuk menghadirkan gastronomi lewat keanekaragaman yang ada sehingga pengunjung bisa merasakan pengalaman dan cerita rasa selama berwisata.
Didatangkan dari delapan desa di Jambi, terdapat tiga ekosistem utama keunikan kuliner di Muaro Jambi.
Warisan Kuliner Muaro Jambi
1. Makanan Berbasis Rawa
Rawa yang banyak terdapat di KCBN Muaro Jambi menghasilkan produk makanan berkualitas, salah satunya belut.
Daging belut yang hidup di rawa memiliki kadar protein dan mampu menjaga kesehatan mata hingga mencegah anemia.
Di Muarajambi sendiri, belut diolah dengan dibakar dan dimasak bersama 120 lebih jenis dedaunan yang mempunyai khasiat tersendiri.