Suhu Panas Juga Bikin Batuk dan Dahak, Wajib Hidrasi dengan Isotonik
ilustrasi--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Meski kerap dikaitkan dengan penyakit musim dingin ketika suhu relatif rendah, batuk dan dahak rupanya juga bisa terjadi pada saat suhu panas dan udara kering.
Hal ini berkaitan dengan kondisi lapisan mukosilia yang berperan melindungi saluran pernapasan.
Dilansir dari disway.id, Spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi Poliklinik Rehabilitasi Medis KKHI Makkah Dr. dr. Siti Chandra Widjanantie, SpKFR (K), FAPSR, FISQua menjelaskan, lapisan mukosilia terdiri dari lendir (mukus) dan bulu getar (silia).
Lendir pada lapisan tersebut secara alami melumasi saluran pernapasan dari tas sampai bawah. Sedangkan silia bergerak untuk menyapu dan membersihkan saluran pernapasan.
Lebih lanjut, lapisan mucus terbagi menjadi dua lapisan, yakni bagian teratas mengandung mucoid dan lapisan bawah disebut solutio layer yang berisi cairan isotonis (NaCl, air).
Sayangnya, solutio layer (lapisan lending bening) dapat menguap dan menyebabkan kekeringan apabila seorang di suhu panas atau udara kering.
“Pada kondisi suhu panas atau udara kering, maka lapisan solutio layer akan menguap terlebih dahulu, sehingga mengering bila pasien tidak cukup terhidrasi dengan cairan isotonis yang mengandung cukup cairan elektrolit fisiologis,” jelas dr. Chandra, dikutip Sabtu, 29 Juni 2024.
Dalam penjelasannya, ketika cairan solusio layer, silia akan lengket dan sulit bergerak karena yang melapisinya hanya gel layer. Hal inilah yang memicu batuk kering disertai dahak lengket dan berlebihan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi, terutama pada cuaca panas. Sebelum mengalami batuk dan dahak, ketahui kondisi tubuh apakah kekurangan cairan akibat dehidrasi melalui jumlah air kencing atau keruhnya warna air kencing.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/5273/badan-kurus-tapi-kok-buncit-ternyata-ini-penyebabnya
Sebaliknya, cegah tubuh dehidrasi dengan mengembalikan cairan tubuh, yakni minum banyak air. Disarankan pula minum air dengan tambahan oralit yang mengandung gula dan garam fisiologis.
“Pemberian minuman rehidrasi dengan memberikan tambahan oralit yang berisi larutan gula garam fisiologis, diharapkan akan dengan cepat memperbaiki lapisan solusio layer yang kering akibat efek udara panas dan penguapan cairan tubuh,” tutur dr. Chandra.
Dengan begitu, gejala batuk di sistem pernapasan bagian atas dapat mereda. Untuk itu, ia menyarankan untuk minum air minimal 100-200 cc per jam, membuat larutan 1 sachet oralit dalam 600 cc air minum, dan minum bertahap.