Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi, Saatnya Jual atau Beli?

ilustrasi--

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Situasi Timur Tengah yang tengah dilanda konflik dan ketidakpastian mendorong harga emas melonjak. 

Dilansir dari Disway.id, harga emas mencapai rekor tertinggi baru di tengah meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan kekhawatiran baru terhadap Timur Tengah seperti dilansir dari LiveMint.

Harga emas mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa pada sesi perdagangan karena data inflasi dan penjualan ritel AS terbaru telah memicu optimisme bahwa Federal Reserve mungkin akan menerapkan setidaknya dua kali penurunan suku bunga pada tahun ini.

Selain itu, ketegangan geopolitik yang kembali terjadi di Timur Tengah semakin mendorong harga emas.

Tahun ini, harga telah melonjak 18,65% atau USD2450 per ounce, melampaui imbal hasil ekuitas dan obligasi.

Data minggu lalu menunjukkan penurunan inflasi, sehingga para pedagang mengantisipasi peluang penurunan suku bunga AS sebesar 65% pada bulan September.

Secara historis, emas cenderung aman selama periode penurunan suku bunga, karena investor lebih tertarik pada emas dibandingkan aset yang menghasilkan pendapatan seperti obligasi.

Investor akan mencermati risalah pertemuan kebijakan terakhir The Fed, yang akan dirilis pada hari Rabu, bersama dengan komentar dari berbagai pejabat The Fed. 

Selain ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed AS, bank sentral besar lainnya juga memberikan sinyal kesediaan mereka untuk menurunkan suku bunga.

Gubernur  Bank of England Andrew Bailey mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga secepatnya pada bulan depan, sementara bank sentral Swedia baru-baru ini menerapkan penurunan suku bunga pertamanya dalam delapan tahun.

Aksi beli beruntun terus berlanjut. 

Bank-bank sentral negara berkembang melanjutkan momentum pembelian emas mereka, dengan Tiongkok yang memimpin.

Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) telah mengumumkan pembelian emas selama 18 bulan berturut-turut pada bulan April, menjadikan total kepemilikan emas resmi menjadi 2.264 ton pada akhir April, meningkat sebesar 2 ton.

Jumlah ini mencakup 4,9% dari total cadangan PBoC, persentase tertinggi yang pernah ada.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan