Ini Ungkapan Kesedihan Karyawan Peternakan Ayam Potong Usai Pemilik Merugi Akibat Pemadaman Listrik

Salah seorang karyawan di Peternakan Ayam desa Lagan Bungin menyampaikan ungkapan sedih akibat insiden pemadaman listrik yang mengakibatkan peternakan tersebut rugi besar--

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Diduganya akibat pemadaman arus listrik tanpa pemberitahuan pada 26 Februari 2024 lalu, salah satu peternakan ayam potong di Desa Lagan Bungin Kecamatan Semidang Lagan rugi besar. Kerugian ini lantaran banyak ayam yang mati.

Bukan hanya merugi bagi pemilik, tapi juga kesedihan juga dirasakan oleh para karyawan. 

Bagaimana tidak, untuk upah dari kerjaan tersebut dibayarkan melalui persentase hasil penjualan. Dikarenakan banyaknya ayam yang mati, sehingga 2 bulan bekerja harus menggigit jari karena tidak mendapat upah.

Diungkapkan salah satu karyawan, Malim Diman. Untuk kebutuhan sehari-hari dalam waktu 2 bulan bekerja tersebut harus meminjam terlebih dahulu di warung.

Dengan kisaran total Rp 1,5 juta terpaksa harus menunggu di 2 bulan kemudian. Belum lagi untuk kebutuhan keluarga sehari-hari.

‘’Kalau banyak ayam mati, pasti kami hanya sedikit mendapatkan gaji. Apa lagi ini sudah habis semua. Untuk membayar pakan saja tidak cukup. Kebutuhan pokok dalam 2 bulan juga kami mengambil terlebih dahulu di warung, berharap di penjualan bisa membayar,’’ jelas Diman.

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/2519/kondisi-sungai-suci-mengkhawatirkan-butuh-dipasang-batu-pemecah-ombak

BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/2516/listrik-padam-peternak-ayam-di-desa-lagan-bungin-alami-kerugian-ditaksir-rp300-juta-lebih-kok-bisa

Sementara, karyawan lain, Iyansul Sahori juga meratapi akan musibah tersebut. Upah dari kerja itu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk 2 bulan. Melihat hal ini, dirinya seakan menyesali akan tindakan dari PLN.

‘’Ini musibah. Mana mendekati bulan Ramadhan harus mengeluarkan banyak biaya untuk kebutuhan dan pendidikan anak. Kalau sudah seperti ini ya bagaimana lagi,’’ jelas Iyansul.

Senada diucapkan oleh Wawan Hermawan, sebagai perantau setelah kejadian banyaknya ayam yang mati tersebut, dirinya harus meratapi karena tidak bisa mengirim uang kepada keluarga. 

‘’Mungkin bulan ini belum bisa memberikan uang kepada keluarga. Utang saja belum tentu bisa dibayar, apalagi untuk mengirim uang,’’ pungkas Wawan.(one)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan