Risiko Kanker Paru Menurun saat Perokok Konsisten Berhenti Merokok Selama 10 Tahun

ilustrasi--

KESEHATAN - Merokok bisa menyebabkan kanker, termasuk kanker paru.

Ketika seorang perokok konsisten berhenti merokok selama 10 tahun, maka risiko itu akan menurun. 

Kesimpulan itu diungkap dalam jurnal penelitian jurnal JAMA Network Open.

Risiko kanker paru-paru menurun secara signifikan setelah berhenti merokok.

Dilansir dari disway.id, berhenti merokok pada usia berapa pun tampaknya secara signifikan mengurangi risiko seseorang terkena kanker paru-paru dan kanker lainnya.

Untuk penelitian mereka, para peneliti mengamati kohort yang terdiri dari hampir 3 juta orang yang berusia di atas 30 tahun dengan rata-rata tindak lanjut selama 13 tahun.

Dalam temuan mereka, para peneliti melaporkan bahwa mereka yang berhenti merokok sama sekali memiliki risiko kanker keseluruhan 17% lebih rendah dibandingkan mereka yang terus merokok.

BACA JUGA:Harga TBS Kelapa Sawit Meningkat, Segini Harganya

BACA JUGA:Puluhan Rumah di Perumahan Desa Taba Jambu Disita Kejari, Nasabah Desak Minta Ganti Rugi

Hal ini termasuk risiko kanker paru-paru yang 42% lebih rendah, risiko kanker hati yang 27% lebih rendah, risiko kanker perut yang 14% lebih rendah, dan risiko kanker kolorektal yang 20% lebih rendah.

Dari semua jenis kanker, risiko kanker paru-paru menurun paling cepat setelah berhenti merokok, dan turun tiga tahun lebih awal dibandingkan kanker lainnya.

Dan meskipun berhenti merokok sebelum usia 50 tahun lebih baik dalam meningkatkan peluang Anda terhadap diagnosis kanker paru-paru – dengan rata-rata risiko kanker paru-paru 57% lebih rendah – bahkan berhenti setelah usia 50 tahun mengurangi risiko kanker paru-paru sebesar 39% dibandingkan dengan perokok tetap, para peneliti melaporkan.

“Ini adalah penelitian berbasis populasi yang sangat besar yang menunjukkan bahwa berhenti merokok mengurangi risiko kanker pada usia berapa pun, terutama pada usia yang lebih muda. Hal ini juga memberikan wawasan tentang pentingnya berhenti merokok dalam jangka waktu yang lebih lama dan bagaimana hal ini semakin mengurangi risiko terkena kanker,” kata Dr. Anton Bilchik, ahli onkologi bedah, kepala kedokteran, dan direktur Program Gastrointestinal dan Hepatobilier di Providence. Institut Kanker Saint John di California.

“Keterbatasannya termasuk bahwa penelitian ini merupakan penelitian berbasis populasi retrospektif dan oleh karena itu tidak memiliki rincian mengenai kematian yang bukan disebabkan oleh kanker dan dampak dari berhenti merokok,” kata Bilchik, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan kepada Medical News Today.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan