Ketua BMA dan MUI Kecam Perbuatan Money Politic di Bengkulu Tengah, Sanksinya Bikin Ngeri
ilustrasi--
POLKUM RBt – Menjelang hari pencoblosan 14 Februari 2024 mendatang, isu money politic di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) makin menguat.
Terbukti, dari penelusuran RBt, timses dari beberapa caleg mulai berkeliling ke rumah warga untuk memberikan uang Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per orang agar memilih caleg yang dituju.
Lantas, bagaimana respon Badan Permusyawaratan Adat (BMA) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) atas isu ini?
Ketua BMA Benteng, Drs. Bj Karneli yang juga mantan komisioner KPU dan Bawaslu menilai money politic dari sisi peraturan undang-undang (UU) adalah perbuatan melanggar hukum yang dikatagorikan pidana pemilu.
Sementara itu, sanksinya jelas diatur di UU mulai dari pidana penjara, diskualifikasi maupun pembatalan perolehan suara dan lainnya.
Tidak hanya itu, dari sisi agama dikategorikan sebagai sogok menyogok dan hukumnya haram atau berdosa besar serta dilaknat Allah SWT.
‘’Terkait dengan money politic, itu merupakan perbuatan yang mencederai demokrasi, merendahkan nilai adat juga dan tidak mendidik warga menjadi pemilih yang cerdas dan berdaulat. Pelaku dan penerimanya jika terbukti dan cukup terbukti dapat dipidana. Hanya saja, untuk menjatuhkan sanksinya terkendala banyak hal. Pertama, pelaku kadangkala melakukannya sembunyi-bunyi sedangkan si penerima malah tidak pernah menyadari dan tidak pernah menolak serta tidak mau melapornya,’’ ungkap Bj Karneli.
Sementara itu, Karneli memberikan solusinya dengan memberikan pendidikan politik lebih intenal karena peranan partai politik (Parpol) sangat dominan.
Seharusnya, dalam memberikan pendidikan politik ini dengan mensosialisasikan visi dan misi.
Selama ini tidak berjalan dengan baik, dimana parpol hanya muncul ketika mau pemilu saja.
‘’Saya mengimbau stop melakukan money politic. Janganlah seperti ada ketergantungan dengan money politic. Bila negeri kita mau lebih maju, maka pemimpinnya harus yang benar-benar kredibel dan berkualitas. Yang terpilih karena kemampuan leadernya, bukan karena menghambur uang.
BACA JUGA:POPDA Mei Mendatang, Kabupaten Bengkulu Tengah Hanya Kirim Atlet 6 Cabor Ini