Isu Adanya Politik Uang Jelang Pencoblosan Mulai Merebak, Benarkah?
Ilustrasi Money Politic--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Pemilihan Legislatif (Pilleg) tinggal menghitung hari. Tak hanya kesibukan penyelenggara pemilu menyiapkan pendistribusian logistik ke sejumlah wilayah di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), namun juga sejumlah calon legislatif (Caleg) masih terus berkampanye.
Sayangnya, saat ini mulai merebak informasi adanya informasi politik uang yang akan dibagikan pada sejumlah pemilih menjelang hari pencoblosan.
Seperti diakui salah seorang warga Kecamatan Talang Empat, IS yang dijanjikan tim sukses salah satu caleg bahwa akan menerima sejumlah uang pada H-3 pencoblosan.
‘’Tingkat kabupaten (Caleg, red), kalau tingkat provinsi uangnya tidak sebesar itu. Kami sudah didata jauh-jauh hari oleh tim sukses dengan besaran uang yang dibagikan yaitu sebesar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu,’’ akunya.
IS menambahkan jika waktu pembagian uang dari tahun ke tahun tidak pernah berubah. Jika tidak malam hari akan disebar di Subuh menjelang hari pencoblosan berlangsung.
‘’Biasanya dititipkan dengan satu orang nanti warga menerima uang tersebut akan membagikan kerumah-rumah seperti bertandang-tandang ke setiap rumah. Untuk informasi sudah mendapatkan uang biasa diinformasikan melalui aplikasi pesan. Lalu, agar tampak seperti biasanya tim sukses menyebar di malam hari dan subuh,’’ bebernya.
Senada diutarakan warga Kecamatan Pagar Jati, JO yang mengaku akan dibagikan uang besaran Rp100 ribu/mata pilih.
‘’Kalau kami tidak data, namun secara langsung di bagikan. Dari tahun lalu hingga kini masih di angka Rp100 ribu,’’ jelasnya.
Berbeda dengan RE warga Kecamatan Karang Tinggi yang mengaku belum mendapatkan informasi soal politik uang.
‘’Masih hening (Belum ada, red). Kalau dikasih kita tidak nolak, namun untuk pilihan pasti kita cari yang berkualitas untuk membangun Kabupaten Benteng adalah orang-orang yang benar layak,’’ tegasnya.
Juga dituturkan warga Kecamatan Pematang Tiga, Cicik Erparinda sudah banyak caleg yang masuk ke desa untuk berkampanye. Namun terkait politik uang, ia mengaku tidak tahu.