Program PSPP Kemendikdasmen Juga Menyasar Sekolah Luar Biasa

--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meluncurkan program Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan (PSPP).
Program ini menjadi bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden, di mana salah satunya adalah perbaikan sarana dan prasarana satuan pendidikan di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Kemendikdasmen, termasuk SLB.
SLB Negeri (SLBN) Slawi, Tegal, Jawa Tengah menjadi salah satu penerima manfaat dari program PSPP. Satu-satunya SLBN di Kabupaten Tegal ini akan direvitalisasi dengan membangun ruang pembelajaran khusus, yakni Ruang Bina Diri dan Ruang Bina Wicara.
Kepala SLBN Slawi, Ninik Basri Martini, mengatakan, ruang pembelajaran khusus diperlukan karena selama ini pembelajaran khusus, seperti Bina Diri dan Bina Wicara, masih dilakukan di ruang kelas biasa. Selain itu, para siswa tunarungu dan tunagrahita juga harus bergantian memanfaatkan ruangan untuk pembelajaran khusus karena terbatasnya ruang kelas.
"Kondisi ini sangat tidak efektif dan tidak nyaman bagi ABK dan membuat capaian pembelajaran menjadi kurang optimal," kata Ninik dalam keterangan tertulis, Rabu (7/5).
Bina Diri menjadi pembelajaran dasar bagi anak tunagrahita yang berkaitan dengan kemampuan untuk memelihara atau merawat diri, termasuk aktivitas dan keterampilan hidup sehari-hari. Melalui pembelajaran ini, anak-anak diajarkan hal-hal mendasar, seperti mandi, memakai baju, menyisir rambut, memperkenalkan anggota tubuh, hingga aktivitas sehari-hari lainnya.
Sementara itu, Ruang Bina Wicara merupakan ruang latihan wicara perseorangan bagi peserta didik tunarungu. Ruangan ini biasanya dirancang kedap suara dengan sejumlah peralatan, seperti speech trainer unit, sehingga guru bisa memberikan pelatihan atau terapi bagi anak-anak tunarungu dalam hal pengucapan kata.
Selain ruang pembelajaran khusus, di SLB Putra Bakti, Pagelaran, Pringsewu, Lampung, program PSPP dimanfaatkan untuk membangun ruang keterampilan tata boga. Sejak awal berdiri pada 2022 lalu, SLB swasta yang menampung semua ketunaan ini memang fokus pada pengembangan vokasional yang diharapkan dapat melatih kemandirian siswa setelah lulus sekolah. Salah satunya adalah keterampilan tata boga.
“Ruang keterampilan kami sangat terbatas, padahal peminat program vokasional, khususnya tata boga ini banyak,” kata Kepala SLB Putra Bakti, Nurhayati.
Saat ini, SLB Putra Bakti memiliki kurang lebih 40 siswa dengan berbagai ketunaan. Para siswa sebagian merupakan siswa ABK yang tidak diterima di SLB negeri. Jumlah siswa diperkirakan akan terus bertambah. Oleh karena itu, Nurhayati mengaku sangat bersyukur dengan adanya program PSPP.
“Karena kami memang kekurangan ruangan dengan jumlah siswa yang terus bertambah. Tahun ajaran baru sudah ada yang mendaftar 17 siswa dengan beragam ketunaan," tambah Nurhayati.
Di SLB YPAC Makassar, bantuan revitalisasi SLB tahun 2025 melalui program PSPP ini berupa bantuan ruang kelas, ruang keterampilan, ruang pembelajaran khususnya (Progsus), UKS, perpustakaan, toilet, kantin, dan selasar.
“Kantin dimanfaatkan untuk tempat anak berkebutuhan khusus memasarkan produk yang dihasilkan. Misalnya, makanan yang dipraktikkan oleh program keterampilan tata boga," kata Kepala SLB YPAC Makassar, Robiyati.
Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Saryadi, mengatakan bahwa tahun ini ada sekitar 155 SLB yang akan direvitalisasi melalui program PSPP tersebut. Direktur Saryadi berharap, revitalisasi ini dapat meningkatkan layanan pendidikan khusus di Indonesia untuk mendukung pengembangan potensi anak kebutuhan khusus.