Waspada! Ini Dampak Buruk Diet Super Ketat untuk Kesehatan Tubuh

ilustrasi--

Penelitian lanjutan setelah 12 minggu menunjukkan bahwa para peserta kembali menambah berat badan mereka sebanyak 3 kilogram – namun, yang penting, kadar gula darah mereka tetap sama.

Meskipun diet ini dapat memberikan keberhasilan penurunan berat badan jangka pendek pada beberapa orang, namun dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang merusak metabolisme.

Hal ini mungkin menjelaskan mengapa sekitar 80 persen diet gagal, di mana orang tersebut pada akhirnya menambah berat badannya kembali.

Atau bahkan menambah berat badannya lebih banyak dari yang hilang.

Gangguan diet dan metabolisme

Metabolisme adalah jumlah dari semua reaksi kimia dalam tubuh.

Ini bertanggung jawab untuk mengubah makanan yang kita makan menjadi energi, dan menyimpan kelebihan energi sebagai lemak.

Metabolisme dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk pola makan, olahraga, dan hormon.

Diet ketat mempengaruhi semua komponen ini.

Dengan diet ketat, mengonsumsi makanan jauh lebih sedikit dari biasanya.

Artinya tubuh tidak perlu menggunakan banyak energi (kalori) untuk mencerna dan menyerap makanan yang makan. 

Dalam jangka pendek, diet ketat dapat menyebabkan rasa lelah, sehingga melakukan aktivitas apa pun (apalagi berolahraga) menjadi menantang. 

Dalam jangka panjang, diet ketat dapat mengubah susunan hormon dalam tubuh kita.

Mereka meningkatkan hormon stres kita, seperti kortisol.

Dan dalam jangka waktu yang lama, biasanya berbulan-bulan, kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan tubuh kita menyimpan lebih banyak lemak.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan