Program Penggemukan Sapi di Salah Satu Desa Kecamatan Taba Penanjung Diduga Janggal
--
TABA PENANJUNG RBt – Jika sebelumnya program penggemukan sapi di Desa Abu Sakim Kecamatan Pondok Kelapa menjadi sorotan lantaran diduga janggal, kali ini dugaan permasalahan yang sama terjadi di salah satu desa Kecamatan Taba Penanjung.
Data yang berhasil dihimpun RBt, penggemukan sapi dalam program ketahanan pangan tahun 2023 di desa tersebut diduga tidak seusai dengan prosedur. Terdapat 3 ekor sapi mati dari total 7 ekor yang masuk dalam program. Matinya sapi tersebut diduga akibat sapi dibeli belum siap usia. Disisi lain diduga belum adanya surat keterangan sehat untuk hewan yang akan dikembangkan tersebut.
Dijelaskan salah satu warga desa yang tak ingin disebutkan namanya, sapi tersebut masih usia menyusui pada saat dibeli dan tiba di desa. Lalu 2 minggu kemudian setelah dibeli, sapi tersebut malah mengalami penyakit mencret.
‘’Kami selaku warga desa juga sempat menanyakan apakah sapi tidak terlalu kecil. Karena memang dalam bentuk badannya saja seperti masih dalam masa menyusui. Pada saat beberapa minggu kemudian, sapi tersebut mencret dan sakit-sakitan,’’ jelasnya.
Sementara itu, salah seorang pegawai Dinas Pertanian bidang peternakan di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) juga mengatakan dirinya tidak mengetahui pasti apakah mati karena umur belum cukup atau tidak. Namun pihaknya hanya ditelpon untuk mengecek keadaan sapi tersebut. Disisi lain, seharusnya dalam setiap pengadaan memang diharuskan surat keterangan sehat untuk hewan yang akan dikembangkan.
‘’Kami dihubungi untuk mengecek sapi. Pada saat itu memang kondisi sapinya dalam keadaan sakit mencret. Dan belum mendapatkan informasi kembali apakah ada yang mati atau tidak. Saya juga pernah menanyakan kepada pihak pengelola, sapi ini dari mana, surat-surat jual beli ada atau tidak dan akan tetapi mereka tidak mengetahui dan mengatakan membeli dari pihak ketiga. Saya juga menyarankan selaku medis di lapangan yang menangani kesehatan hewan, untuk keluar masuk sapi setidaknya ada surat keterangan sehat melalui dokter hewan di wilayah pengambilan sapi. Kalau tidak ada surat keterangan sehat tersebut, takutnya nanti ada wabah penyakit yang bisa menular,’’ pungkasnya.(one)