Pemkab Bengkulu Tengah Dinilai Gagal Atasi Banjir Musiman

--

RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO – Sejumlah desa di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah terus menjadi langganan banjir setiap kali hujan melanda. Banjir ini terjadi bukan hanya dalam satu dua tahun terakhir, bahkan ada desa yang sudah merasakan banjir sejak tahun 2011 silam. Namun sayangnya, hingga saat ini belum terlihat jelas upaya penanganan konkret yang dilakukan Pemkab Bengkulu Tengah dalam mengatasi banjir.  

Kaur Tata Usaha Desa Rindu Hati, Wendi mengungkapkan bahwa desa mereka sudah lama merasakan dampak dari banjir tersebut. Meskipun pada tahun 2011 sempat dibangun pemasangan bronjong, namun struktur tersebut kini sudah rusak dan tidak lagi efektif. Wendi berharap agar bantuan yang diberikan bukan hanya berupa sembako, tetapi juga berupa pembangunan tanggul permanen dan normalisasi sungai yang lebih menyeluruh.

BACA JUGA:Tomas Sesalkan Sampah dan Rerumputan Liar Ganggu Akses Jalan, Kinerja Camat Semidang Lagan Tuai Kritik

"Dulu sungai ini sempat dinormalisasi, tahun 2011 dipasang bronjong, tetapi saat ini sudah hancur dan belum ada perbaikan. Kami berharap Pemda tidak hanya memberikan bantuan sementara, tetapi juga membangun tanggul permanen dan melakukan normalisasi sungai agar banjir musiman ini tidak terulang setiap tahun," kata Wendi.

Sementara itu, Kepala Desa Taba Baru, Zaitul Amri mengatakan bahwa desa mereka sudah mengalami banjir sejak tahun 1986, dan dampak banjir semakin parah dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun sebelumnya sempat dibangun tanggul dan jembatan, namun struktur tersebut kembali rusak. Zaitul meminta Pemda Bengkulu Tengah untuk segera melakukan normalisasi sungai dengan penambahan batu besar di sepanjang pinggirnya agar dapat mencegah banjir di masa depan.

BACA JUGA:Tanggap Kabar Dugaan Jual Beli Lahan Kantor Desa, Plt Camat Talang Empat Akan Panggil Kades dan Perangkat Desa

"Di Taba Baru, banjir sudah terjadi sejak tahun 1986, saat saya masih SD. Dampaknya semakin parah. Kami sudah mendapat bantuan pembangunan jembatan dan tanggul, tetapi rusak lagi. Kami berharap Pemda segera melakukan normalisasi sungai dengan batu besar sebagai penahan di bagian pinggirnya," ujar Zaitul.

Terpisah, Kepala Desa Taba Terunjam, Fajar Santoso, mengungkapkan bahwa masalah banjir yang melanda desa ini telah berlangsung selama 10 tahun terakhir, namun belum ada langkah nyata dari Pemerintah Daerah (Pemda) Bengkulu Tengah untuk mengatasi masalah tersebut.

BACA JUGA:Dikritik Gara-Gara Kedapatan Kantor Sepi, Ini Alasan Anggota Dewan Bengkulu Tengah

"Desa Taba Terunjam sudah lama dilanda banjir, namun dalam sepuluh tahun terakhir ini kami hampir selalu terkena musibah banjir setiap tahunnya," ungkap Fajar Santoso pada Selasa, 18 Maret 2025.

Fajar menjelaskan bahwa meskipun banjir sering terjadi, bantuan yang diterima oleh warga desa selama ini terbatas pada sembako, terpal, dan kasur kecil. Bantuan yang lebih berkelanjutan, seperti pembangunan rumah pascabanjir atau upaya pencegahan banjir, belum pernah diberikan.

BACA JUGA:Mantan Kades Taba Pasmah Tepis Isu Dugaan Jual Beli Kantor Desa Tak Sesuai Prosedur

"Sampai saat ini, belum ada upaya nyata dari pemerintah untuk mengatasi bencana banjir ini. Tidak ada penanaman pohon, pembangunan tanggul, atau tindakan pencegahan lainnya yang bisa membantu mencegah banjir," tegasnya.

Akibat kurangnya perhatian dan penanganan yang memadai, Desa Taba Terunjam terus menjadi salah satu desa langganan banjir di Bengkulu Tengah. Fajar berharap agar Pemda Bengkulu Tengah segera mengambil langkah konkret untuk menangani masalah ini agar tidak terus berulang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan