Angka Kemiskinan di Bengkulu Tengah Meningkat, BPS Catat Persentase 11,98 Persen pada 2024

Yuli Marlena, S.P., Ketua Tim Statistik Sosial BPS Bengkulu Tengah--
RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bengkulu Tengah melaporkan adanya kenaikan angka kemiskinan pada tahun 2024. Berdasarkan data yang dirilis, persentase penduduk miskin di wilayah tersebut pada 2024 mencapai 11,98 persen, meningkat dibandingkan dengan 11,01 persen pada tahun 2023.
Kepala BPS Kabupaten Bengkulu Tengah, Cornelius, S.S., M.M., melalui Yuli Marlena, S.P., Ketua Tim Statistik Sosial, yang didampingi oleh Fatmasari Damayanti, S.Si., M.Si., Statistisi Ahli Madya, menjelaskan bahwa angka kemiskinan pada tahun 2023 tercatat 11,01 persen, dengan Garis Kemiskinan (GK) sebesar Rp549.000. Sementara itu, pada tahun 2024, angka kemiskinan meningkat menjadi 11,98 persen, dengan GK yang juga mengalami kenaikan menjadi Rp582.000.
"Garis Kemiskinan (GK) pada 2023 adalah Rp549.000, dan pada 2024 naik menjadi Rp582.000. Artinya, mereka yang pendapatannya berada di bawah angka tersebut termasuk dalam kategori miskin," jelas Yuli Marlena.
Kenaikan angka kemiskinan ini sejalan dengan peningkatan Garis Kemiskinan di Bengkulu Tengah, yang mencerminkan peningkatan kebutuhan hidup masyarakat. GK sendiri merupakan nilai pengeluaran minimum yang dibutuhkan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk makanan maupun non-makanan selama sebulan.
BPS Bengkulu Tengah juga mengungkapkan bahwa data kemiskinan dihitung berdasarkan pengeluaran rumah tangga yang diperoleh melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), bukan dari data pendapatan.
"Kami melakukan pengukuran berdasarkan pengeluaran rumah tangga, yang meliputi kebutuhan makanan dalam seminggu terakhir serta kebutuhan non-makanan dalam sebulan atau setahun terakhir. Dengan metode ini, kami lebih mudah memperoleh data kemiskinan daripada menggunakan data pendapatan rumah tangga," ujar Yuli Marlena.
Selain itu, Susenas dilaksanakan rutin empat kali dalam setahun. Saat ini, BPS Bengkulu Tengah sedang melaksanakan pendataan untuk angka kemiskinan di tingkat kabupaten.
"Kami sedang melakukan pendataan angka kemiskinan untuk kabupaten. Pendataan ini harus dilakukan sebelum bulan puasa, karena pengeluaran masyarakat pada bulan puasa cenderung tidak stabil dan bisa mempengaruhi akurasi data," tambah Yuli.
Untuk pendataan di tingkat kabupaten, BPS mengambil sampel sebanyak 550 rumah tangga yang dipilih secara acak dari blok sensus.
"Setiap blok sensus diwakili oleh 10 rumah tangga, yang nantinya akan didata oleh tim di lapangan," jelas Yuli.
Pada tahun 2025, Susenas akan dilaksanakan pada bulan Maret untuk data kabupaten dan bulan September untuk data provinsi. Selain data kemiskinan umum, BPS juga mencatat angka kemiskinan ekstrem di Bengkulu Tengah sebesar 0,75 persen.