BENGKULU RBt – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi salah satu perbankan terbesar di Indonesia saat ini. Berdiri pada tahun 1895, kehadirannya telah membawa perubahan besar bagi kemajuan Indonesia, terutama membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Selama 128 tahun pula, pertumbuhan ekonomi UMKM terus meningkat. Sesuai dengan tema HUT yang diusung tahun 2023 ini, kuat dan hebat.
Bukti konkret BRI mengabdi untuk negeri dilakukan dengan masifnya pembinaan, pelatihan hingga penyaluran suntikan dana modal usaha kepada pelaku UMKM di Indonesia. Termasuk di Provinsi Bengkulu, sejumlah UMKM saat ini sudah maju dan berkembang. Produk yang dihasilkan dengan jumlah banyak dengan raupan untung puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Produk tidak hanya dipasarkan dilingkup provinsi maupun nasional, namun juga internasional.
Seperti yang dirasakan Alfred Samsuri, pria usia 27 tahun yang tinggal di Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu. Ia benar-benar merasakan peran BRI bagi UMKM miliknya. Bagaimana tidak, program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diikutinya mampu mengantarkan produk kopi dengan brand Bapak Kopi asal Desa Rindu Hati terkenal dan dipasarkan hingga ke Pulau Jawa. Selain itu, kopi ini juga menjadi andalan bagi pemerintah daerah setempat untuk dibawa ke sejumlah pameran dalam Provinsi Bengkulu maupun luar provinsi.
Pada tahun 2022 silam, dirinya memberanikan diri mengikuti program KUR BRI. Kucuran bantuan senilai Rp 5 juta hingga Rp 10 juta yang didapatkan dipergunakan untuk membeli mesin produksi kopi dan beberapa peralatan lainnya.
‘’Usaha saya saat ini alhamdulillah sudah semakin maju. Produksi semakin mudah karena ada program KUR dari BRI. Pemasaran produk kopi selain di wilayah Provinsi Bengkulu, juga ke Pulau Jawa. Seperti ke Jakarta atupun Yogyakarta,’’ kata Alfred pada 3 Desember 2023.
Diceritakan Alferd, pria yang pernah bekerja sebagai barista di sejumlah restoran di Kota Bengkulu ini mengungkapkan jika usaha produk kopi pertama kali dimulai pada tahun 2019. Berbekal dari pengalaman seorang barista itulah, dirinya memilih kopi terbaik dari kampung halamannya sendiri yang kemudian diolah untuk dijual. Dalam pemasaran, selain door to door ke rumah warga, juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook maupun WhatsApp.
‘’Awal mula saya jualan, saya ke rumah-rumah warga menawarkannya. Sekarang sudah mulai menggunakan teknologi seperti promosi melalui media sosial. Dampaknya cukup bagus. Sudah banyak yang memesan. Penjualan bervariasi setiap bulannya. Ada yang sampai 50 kg. Keuntungan juga mencapai puluhan juta rupiah. Saya begitu sangat terbantu dari BRI kala itu,’’ jelas Alferd.
Hal yang sama juga dirasakan Fadiawati, warga Kebun Grand Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu. Wanita yang kini memiliki usaha olahan ikan kering menjadi salah satu pengusaha yang diperhitungkan di Kota Bengkulu. Usahanya makin berkembang dan perlahan perekonomian keluarga yang sempat terpuruk kini membaik.
Pada tahun 2008 silam, Fadiawati mengajukan pinjaman usaha ke BRI dan disetujui peminjaman dengan nominal Rp 5 juta. Uang dipergunakan untuk membantu operasional serta biaya produksi ikan keringnya. Tidak hanya berhenti dalam mengolah ikan kering jenis Teri, Fadiawati juga mengolah ikan jenis Beledang. Hasilnya luar biasa. Penjualan ikan Beledang kering ini lebih booming sama halnya dengan ikan Teri kering.
Penjualan tidak hanya melalui toko oleh-oleh di Kota Bengkulu, juga sampai ke Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong bahkan ke luar Provinsi Bengkulu dan Pulau Jawa. Omzet yang diperoleh berkisar Rp 30 juta hingga Rp 80 juta dalam satu bulannya. Membantu pengembangan, dirinya juga memanfaatkan media sosial seperti facebook, instagram hingga marketplace lainnya.
‘’Saya benar-benar menerima manfaat yang luar biasa dari bantuan BRI ini. Selain suntikan dana, saya juga menerima pelatihan dan pembinaan. Usaha saya sangat terbantu dan berkembang cukup pesat sampai saat ini. Produk yang saya jual juga ada yang dibeli orang di Kota Bengkulu dan dikirimkan ke luar negeri. Ada ke Arab Saudi, Prancis bahkan Belanda,’’ pungkas Fadiawati pada 30 November 2023.
Sementara itu, peran BRI dalam kemajuan UMKM di Provinsi Bengkulu juga menyasar ke Chandra Kesuma, pria asal Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu yang saat ini berusia 64 tahun. Chandra yang merupakan salah satu binaan dari BRI ini memulai usaha produksi sirup kalamansi pada tahun 2011 silam.
Dalam pengembangan usahanya, dirinya mendapatkan bantuan dari kementerian sebesar Rp 200 juta serta suntikan dana dari BRI senilai Rp 100 juta. Modal usaha ini membuat penjualan makin berkembang. Pemasaran sirup kalamansi semakin masif. Setiap harinya produksi sirup tiada henti untuk dijualkan. Penjualan tidak hanya di wilayah Kota Bengkulu, namun luar Provinsi Bengkulu seperti Serang, Jakarta, Yogyakarta dan beberapa daerah lainnya. Omzet yang dihasilkan rata-rata penjualan 50 liter hingga 80 liter, dengan harga per liter dikisaran Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu.
‘’Setelah usaha perlahan maju, saya mulai banyak mengikuti pelatihan-pelatihan. Salah satunya di Jakarta. Selain itu, saya juga diminta melatih UKM baru dalam memproduksi sirup tersebut. Pokoknya waktu itu perlahan usaha sirup makin berkembang. Produk saya dipasarkan di toko oleh-oleh dan ada juga yang diantarkan ke pelanggan tetap sampai saat ini. Semua ini juga tidak lepas dari bantuan BRI,’’ jelas Chandra yang saat ini berdomisili di Kelurahan Rawa Makmur Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu pada 30 November 2023.(fry)