RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Juhana (50), istri dari Alwi (52) warga Desa Paku Haji Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) masih terkulai lesu karena penyakit komplikasi yang dialaminya.
Sejak 3 tahun lalu, Juhana mengidap penyakit komplikasi jantung, sesak nafas dan maag kronis. Bahkan sudah berulang kali mendatangi rumah sakit di Kota Bengkulu dengan mengandalkan kartu BPJS, namun tak kunjung sembuh.
Saat didatangi wartawan di kediamannya pada Selasa 6 Agustus 2024, raut wajah Alwi seketika menjadi sedih saat menceritakan kondisi sang istri.
Memiliki 8 orang anak, 2 orang diantaranya masih berstatus pelajar SMP dan SMA, Alwi harus banting tulang demi menghidupi keluarga dan biaya berobat istri.
Diceritakannya, awal mula sakit sang istri pada tahun 2020 lalu. Saat itu sang istri tiba-tiba pingsan. Melihat kejadian ini, Alwi langsung membawa ke rumah sakit di Kota Bengkulu untuk mendapatkan penanganan. Bukan hanya satu kali, Alwi sudah berulang kali mendatangi rumah sakit hanya saja semula belum diketahui pasti sakit yang diderita sang istri.
Saya sudah berulang kali ke rumah sakit, bahkan konsultasi dengan dokter yang menangani. Awalnya belum tampak apa penyakitnya. Setelah cek lebih dari 3 kali, baru dokter mengatakan komplikasi jantung, maag kronis dan sesak nafas, jelas Alwi.
Alwi menuturkan jika berdasarkan saran dari dokter, istrinya harus dirujuk ke salah satu rumah sakit di Jakarta agar dilakukan operasi. Namun dirinya belum cukup uang untuk memenuhi saran dokter tersebut.
Pekerjaan saya serabutan. Pekerja harian di tempat orang. Itupun jika ada yang mengajak. Bagaimana saya harus berangkat ke Jakarta untuk operasi istri saya dengan biaya yang sangat besar itu, ungkap Alwi tertunduk lesu.
Alwi menambahkan, jika dirinya sudah beberapa kali mengajukan proposal ke pemerintah daerah, baik dari DPRD, Dinsos maupun Baznas. Hanya saja sampai saat ini belum ada yang membantu.
Saya bersama anggota keluarga sudah mendatangi dinas-dinas di Benteng untuk memberikan proposal bantuan. Saya sangat berharap adanya bantuan dari para dermawan untuk biaya keberangkatan operasi istri saya, jelas Alwi.
Terpisah, Kades Paku Haji, Cito Abadi, S.I.Kom menjelaskan, jika keluarga Alwi saat ini sudah tercatat sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Mengenai kebutuhan biaya untuk operasi istrinya, pemerintah desa telah menyiapkan proposal untuk diajukan ke Dinsos.
Memang benar kalau Juhana itu sudah lama sakit. Selama ini bantuan yang sudah diterima hanya bersumber dari PKH. Kami juga sudah menyiapkan beberapa proposal yang nanti akan kita berikan ke dinas terkait, pungkas Cito.(one)