"Sehingga kami ingin film ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang dan berkarya demi kemajuan bangsa dan negara," tutur Arief.
Diketahui, film yang dibintangi oleh Dimas Anggara, Lala Karmela, Mathias Muchus, Tanta Ginting hingga Ariyo Wahab ini diproduksi oleh MN KAHMI yang berkolaborasi dengan Reborn Initiative dan Radepa Studio.
Dalam film ini, Dimas Anggara memerankan sosok Lafran Pane yang merupakan pendiri HMI. Lafran dikisahkan tumbuh menjadi pemberontak dan pindah-pindah sekolah, bahkan sempat menjadi petinju jalanan.
BACA JUGA : https://rakyatbenteng.bacakoran.co/read/4975/bareskrim-terbang-ke-medan-ratusan-ribu-ekstasi-ditemukan
Sementara abangnya, pujangga Sanusi Pane (Aryo Wahab), dan Armijn Pane (Alfie Afandi), mendorong Lafran agar energinya disalurkan dalam bentuk karya. Saat pendudukan Jepang, Lafran sempat ditahan karena membela para peternak sapi. Ia kemudian dibebaskan setelah ayahnya menebus dengan menyerahkan bus Sibual-buali kepada tentara Jepang.
Semasa kuliah di Yogyakarta, Lafran gelisah melihat kaum muslim terpelajar yang terlalu larut dalam pemikiran sekular, dan melupakan ibadah. Lafran bersama teman-temannya lalu mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 5 Februari 1947 yang kini menjadi organisasi kampus terbesar di Indonesia hingga saat ini banyak melahirkan tokoh pemimpin Indonesia.(**)