RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Perkembangan teknologi semakin mempermudah seseorang untuk mendapatkan informasi melalui internet membuat sebagian orang melakukan diagnosa atau vonis terhadap suatu penyakit secara mandiri.
Padahal, hal itu belum tentu benar tanpa berkonsultasi dengan ahli.
Dilansir dari Disway.id, dibanding ke dokter, internet menjadi tujuan seseorang yang mengalami gejala gangguan kesehatan untuk mengetahui jenis penyakit dan cara pengobatannya.
Selain cepat karena tak perlu membuat janji dengan dokter, cara ini juga sangat mudah dan murah.
"Sebenarnya itu hal yang positif, jadi menunjukan masyarakat mulai peduli, mencari informasi terkait dengan kesehatan, ini satu hal yang baik sebenarnya," ungkap Kepala Apotek Atma Jaya - Dr. apt. Lusy Noviani, MM.
Sayangnya, tak jarang informasi yang didapatkan justru melenceng dari kondisi sebenarnya.
Oleh karena itu, Lusy menyarankan untuk mendatangi apoteker.
Menurutnya, apoteker memiliki kapasitas dalam memberikan informasi mengenai kesehatan dan pengobatan, dibanding internet yang rentan mismanajemen pengobatan.
"Supaya tidak terjadi mismanajemen pengobatan yang salah, tentunya bisa berkonsultasi dengan apoteker. Apoteker 24 jam, tidak perlu janji, bisa dikontak kapan saja," tuturnya.
Apoteker sendiri memiliki peran penting dalam menghindari self diagnose.
Ia mengungkapkan bahwa ia banyak menemukan pasien yang langsung menyebutkan nama obat ketika datang ke apotek.
Sedangkan, apoteker perlu melakukan asesmen terkait gejala yang dialami pasien.
"Kita melakukan asesmen menjadi sulit," ungkapnya.
Padahal, lanjut Lusy, pasien bisa mendapatkan lebih banyak informasi mengenai penggunaan obat dari apoteker.
"Apoteker nanti bisa membantu pemilihan terapi, edukasi, informasi penggunaan obat," imbuhnya.