Pentingnya Vaksin DBD, Dunia Targetkan Nol Kasus Kematian Tahun 2030

Senin 09 Sep 2024 - 22:04 WIB
Editor : Leonardo Ferdian

KESEHATAN - Sebagai negara tropis, Indonesia tak lepas dari ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Dilansir disway.id, bukan hanya aksi 3M Plus (menguras bak air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang tidak terpakai; serta berbagai upaya mencegah gigitan nyamuk melalui obat nyamuk, fogging, dan penggunaan jaring nyamuk), tetapi juga inovasi pencegahan lain seperti dengan vaksinasi serta upaya untuk mendorong peran aktif seluruh lapisan masyarakat untuk lebih waspada dalam mencegah demam berdarah.

PT Takeda Innovative Medicines menghadirkan serangkaian kegiatan “Langkah Bersama Cegah DBD” di Surabaya, Jawa Timur yang meliputi edukasi di sekolah; edukasi publik bertepatan dengan momen car free day; serta sesi seminar awam/talk show di mal, setelah sebelumnya dilakukan kegiatan serupa di Jakarta pada tanggal 5 November 2023.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur pada tahun 2023 mencapai 6.642 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 65 kasus. 

Jawa Timur merupakan provinsi dengan kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi ketiga di Indonesia, setelah Jawa Barat dan Kalimantan Barat.

Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD 

Kasus DBD/dengue masih menjadi perhatian kesehatan masyarakat Indonesia hingga saat ini.

Data Kemenkes RI dalam lima tahun terakhir (2018 - 2022) mencatat, rerata kasus DBD di Indonesia mencapai sekitar 105.763 kasus dengan rerata kematian 815 kasus.

Di tahun 2023, angka kasus dan kematian akibat DBD mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 2022 di

mana total kumulatif DBD tercatat 143.266 kasus dengan kematian 1.236 kasus.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, yang diwakili oleh dr. Asik Surya, Ketua Tim Kerja Arbovirus, mengatakan bahwa berdasarkan laporan, angka kasus dan kematian akibat DBD pada tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun 2022. 

“Tahun lalu (2023), tercatat total kasus DBD di Indonesia sebesar 114.435 kasus dengan kematian 894 kasus. Dunia saat ini menargetkan nol kematian pada tahun 2030,” ucapnya dalam keterangan resmi. 

Hal ini tentunya tidak terlepas dari langkah-langkah intervensi yang telah dilakukan oleh Pemerintah untuk menekan kasus DBD, di mana secara garis besar terdapat tiga intervensi: intervensi pada lingkungan, intervensi pada vektor (nyamuk), dan intervensi pada manusia.

Intervensi pada lingkungan dapat dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk; sedangkan intervensi pada vektor dilakukan melalui penggunaan larvasida serta insektisida yang digunakan untuk fogging sementara pada manusia, dilakukan dengan cara intervensi inovatif melalui vaksinasi.

“Untuk itu, pemerintah terus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam melakukan edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan yang komprehensif terhadap DBD, termasuk melalui Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD, serta ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ yang pada hari ini kita lakukan di Surabaya. Sebagai informasi, di tahun 2023 lalu Jawa Timur menjadi provinsi ketiga dengan kasus DBD tertinggi se-Indonesia dengan 9.401 kasus dan kematian sebanyak 103 kasus,” tutur dr. Asik.

Tags :
Kategori :

Terkait