RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Program ketahanan pangan budidaya ikan air tawar di salah satu Desa Kecamatan Karang Tinggi diterpa isu tak sedap baru-baru ini. Mulai dari jenis ikan yang dibeli, legalitasnya hingga jumlah panennya.
Jumlah semula bibit ikan yang ditebar di awal menurut informasi sebanyak ribuan ekor, namun saat panen cuma tersisa 70-80 ekor saja. Atau kurang lebih seberat 17-18 Kg.
Camat Karang Tinggi, Ferry Aprianto, menjelaskan bahwa ia tidak tahu persis program ketahanan pangan desa tersebut, serta ia juga tidak menyaksikan langsung saat panen karena sedang menghadiri kegiatan lain.
"Pada saat panen saya tidak hadir karena ada kegiatan lain. Berhubung saya juga baru, saya tidak begitu mengetahui apa program BUMDes itu. Sampai saat ini juga belum ada laporan dari BUMDes itu terkait hasil panen. Pada saat panen, yang hadir pihak dari kecamatan itu kasi PMD," ujarnya.
Ferry menegaskan bahwa untuk saat ini pihak kecamatan masih menunggu laporan resmi dari pengurus BUMDes terkait hasil panen dan pertanggungjawabannya.
BACA JUGA:Program Maroba Malam Berbinar Ramai, tetapi Pedagang Keluhkan Minimnya Perhatian Disperindagkop
Sementara itu, Kasi PMD kecamatan yang hadir saat panen mengaku hanya mengikuti kegiatan tersebut sebentar karena masih baru menjabat.
"Iya saya hadir pada saat panen itu, namun tidak sampai selesai. Berhubung saya baru juga, jadi kurang tahu seperti apa proses dari awalnya. Saya tidak tahu seperti apa RAB di awalnya, dan jenis bibit apa yang ditebar dulu," ungkapnya.
Kepala desa setempat saat dimintai tanggapannya memastikan bahwa pada awal program BUMDes tersebut, bibit yang dilepas merupakan ikan mas.
BACA JUGA:Bentuk Apresiasi, KONI dan Dispora Salurkan Reward ke 99 Atlet Berprestasi dan 21 Pelatih
"Saat pelepasan bibit dulu itu bibit ikan mas, dengan jumlah sekitar 1.600 ekor kalau tidak salah, itu masih di zaman camat yang lama. Untuk kegiatan BUMDes ini, kami pemerintah desa tidak terlalu ikut campur, karena BUMDes sekarang itu mengelola sendiri, dan dana langsung di-transfer ke rekening BUMDes," jelasnya.
Saat dikonfirmasikan, Ketua BUMDes yang mengelola kolam tersebut menjelaskan mengenai proses budidaya. Menurutnya, banyak ikan mengalami kematian massal selama masa pemeliharaan.
"Saat pelepasan sekitar 1.600 ekor ikan mas. Di dalam perjalanan 3 bulan, banyak ikan yang mati. Saat panen itu jumlah ikan mas lebih kurang 60–70 ekor, dengan total berat sekitar 18 kg," ungkapnya.
BACA JUGA:Sambut Libur Nataru, Wisata Kampoeng Durian Siapkan 45 Penginapan dan Fasilitas Lift