Mereka selama ini memberikan dukungan ke beberapa cabang olahraga. Yang masih berjalan sampai saat ini tentu di cabang olahraga basket, voli, dan MotoGP.
"Keterlibatan kami di sini tentu sebagai bentuk kontribusi Pertamina untuk dunia atletik Indonesia. Kami sangat senang bisa berkolaborasi apalagi event ini menyentuh langsung pembinaan usia dini pada tingkat pelajar, dari SD sampai SMA. Semoga apa yang kita lakukan bersama-sama di SAC Indonesia ini mampu melahirkan bibit-bibit atlet yang bisa mengharumkan nama negara," kata Area Manager Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Brasto Galih Nugroho.
Sementara itu, Founder sekaligus CEO DBL Indonesia Azrul Ananda menyebut potensi atletik bisa menjadi cabang olahraga terbesar di Tanah Air.
Paling tidak terbesar kedua, di bawah sepak bola.
Optimisme Azrul itu setelah melihat perjalanan Energen Champion SAC Indonesia selama dua musim ini.
Ia heran melihat antusiasme para pelajar yang makin bertambah besar di Energen Champion SAC Indonesia.
"Musim lalu kita gelar Energen Champion SAC Indonesia di 10 qualifiers, tahun ini kami gelar di 6 qualifiers. Namun, dari sisi peserta dan penonton, tahun ini jauh lebih banyak dari tahun lalu," kata Azrul pada media.
”Rata-rata tiap qualifiers tahun ini mengalami kenaikan 4.936 peserta (42 persen). Sekolah yang terlibat juga naik rata-rata 387 (108 persen). Dan jumlah penonton rata-rata naik 9.702 orang atau 63 persen dibanding 2022,” paparnya.
Atas dasari itulah, Azrul yakin atletik berpotensi menjadi olahraga terbesar kedua di Indonesia.
"Atletik itu ibu dari semua cabor, jadi potensinya sangat besar. Semoga lewat SAC Indonesia ini kita bisa bersama-sama memasifkan atletik, yang ujungnya bisa membantu Indonesia meraih prestasi di level tertinggi. Karena medali terbanyak di turnamen multievent itu kan ada di cabor atletik," jelasnya.
Sebagai kompetisi pelajar terbesar, SAC Indonesia menurut Azrul ibarat semua piramida terbalik di dunia atletik.
DBL Indonesia sendiri bersama PASI terus merancang prioritas yang dicari ke depan.
Juga memikirkan evolusinya tiap tahun.
"Siapa yang menjadi terbaik di sini pasti kan diambil PASI. Pengalaman musim lalu sudah seperti itu itu. Misalnya ketika ada kompetisi di Bangkok kemarin, yang dibawa atletnya ya dari sini juga. Padahal kebanyakan peserta di sini ini tidak pernah dalam pantauan PASI karena memang persyaratannya seperti itu," ungkap Azrul.
Sebagai bentuk apresiasi dan memberikan pengalaman baru, para juara Energen Champion SAC Indonesia 2023 kembali akan diikutkan international training.
"Juaranya kami bawa ke luar negeri lagi. Tahun lalu ke Australia, ikut kejuaraan di sana. Tahun ini sama, tapi ke mana masih rahasia, nanti Pertamina yang akan mengumumkannya," kelakar Azrul.(dkk/jpnn)