POLKUM RBt - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan program satu keluarga satu sarjana milik Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sangat dinanti oleh masyarakat.
Sedikitnya 48 persen responden dari hasil survei SMRC menempatkan program tersebut jadi paling dibutuhkan masyarakat.
Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan temuan itu mengemuka setelah pihaknya membandingkan tiga program para Capres di Pilpres 2024, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, dan Ganjar-Mahfud.
Tiga program itu adalah tunjangan ibu hamil, makan siang dan susu gratis untuk anak sekolah, dan satu keluarga miskin, satu sarjana.
Responden diminta memilih program paling dibutuhkan dan tidak dibutuhkan dengan tidak diberitahu program tersebut milik paslon yang mana.
Responden mayoritas memilih program satu keluarga miskin, satu sarjana milik Ganjar-Mahfud dengan raihan 48 persen.
Kemudian program tunjangan ibu hamil oleh Anies-Muhaimin yang memperoleh 32 persen.
Sementara program makan dan susu gratis yang diinisiasi Prabowo-Gibran, hanya 20 persen.
"Program sendiri kalau ini yang diadu, yang unggul di mata pemilih adalah satu keluarga miskin, satu sarjana, terlepas dari siapa yang menawarkan," kata Pendiri SMRC Saiful Mujani, Kamis (11/1).
Mujani menyarankan Prabowo-Gibran harus mengevaluasi program tersebut jika ingin bersaing.
"Bagi masyarakat, makan siang gratis tidak terlalu penting. Oleh karena itu, kalau saya Pak Prabowo, sudah saya coret program itu," imbuhnya.
Selanjutnya, dalam perbandingan tiga program lain, ada 47 persen publik yang menjadikan program perlindungan ibu dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebagai program yang paling dibutuhkan.
Program itu merupakan milik Anies-Muhaimin.
Lalu kartu anak sehat untuk menekan angka stunting milik Prabowo-Gibran mendapat 37 persen. Sementara pendampingan seribu hari pertama kelahiran milik Ganjar-Mahfud memperoleh 16 persen.
Namun demikian, ketika ditanya apakah tahu atau pernah mendengar bahwa pasangan Anies-Muhaimin memiliki program unggulan berupa perlindungan ibu dari KDRT, hanya 12 persen yang menjawab tahu.