Hal senada juga diungkapkan pengamat sepak bola nasional, Yusuf Kurniawan.
Ia menilai jangan sampai wacana 20 tim justru mencederai sepak bola Indonesia.
“Kalau sekarang ujug-ujug muncul wacana 20 tim, akan mengundang spekulasi negatif: Ada tim yang mau diselamatkan,” jelas pria yang akrab disapa Bung Yuke tersebut.
Pria yang beken dipanggil Bung Yuke itu menilai, idealnya kompetisi dibuat menjadi 3 wilayah dengan setiap wilayah masing-masing dihuni 12 tim.
Artinya, ada 36 tim yang berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
“Idealnya dengan demografi Indonesia yang luas, dibagi ke dalam 3 wilayah, barat, tengah, timur seperti ISL 2007. Biaya akomodasi dan traveling akan jauh lebih efisien."
"Lalu supaya lebih merata, dan daerah-daerah (klub) terluar punya kesempatan naik panggung ke kasta tertinggi,” ujar Bung Yuke.
“Kalau 3 wilayah, ya bisa 12 besar dulu atau langsung 8 besar, itu soal teknis saja. Kalau cuma mekar jadi 20 tim, menurut saya enggak perlu dibagi format 2 wilayah, langsung saja klasemen tunggal home and away, tanpa final four lagi (seperti sekarang),” tambahnya.
Masih menurut Bung Yuke, agar format tiga wilayah kompetisi dapat dijalankan dengan bagus, stadion-stadion yang belum standar untuk menggelar Liga 1, diperbaiki dengan mengacu Inpres (Instruksi Presiden) Nomor 3 Tahun 2019 soal Percepatan Pembangunan Sepak bola Nasional.
"Harus diupgrade dari sekarang, fasilitasnya. Di Liga Premiere Inggris, misalnya, banyak stadion kecil-kecil, tetapi tetap bisa dilaksanakan, yang penting management security-nya baik," jelas Bung Yuke.
"Lewat Inpres, seharusnya ini sudah jalan dari beberapa tahun lalu ya, tetapi masalahnya memang tidak diseriusi. Jadi, cuma macan kertas. Artinya tetap harus ada political will dari pemerintah untuk pembangunan infrastruktur itu."
Sementara itu, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Ahmad Riyadh, menjawab dengan diplomatis terkait wacana Liga 1 musim depan dihuni 20 klub.
“Kalau ada perubahan harus lewat kongres. Lalu juga harus ada usulan dari anggota. Jadi, masuk ke pembahasan kongres,” kata Ahmad Riyadh.(mcr15/jpnn)