POLKUM RBt - Pengamat politik Emrus Sihombing menilai Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran. Dia berpendapat demikian karena hingga kini belum ada lembaga survei yang merilis elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden meraih suara lebih dari 50 persen. "Tidak ada satu lembaga survei yang menempatkan elektabilitas di angka 50 persen plus satu, sebagai syarat minimal memenangi pilpres," kata Emrus saat dihubungi di Jakarta, Jumat (5/1).
Emrus menyampaikan itu menanggapi klaim dari Gerakan Satu Putaran (GSP) yang menyebut pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memiliki peluang 70 persen memenangi Pilpres 2024 satu putaran. Menurut Emrus, klaim itu akan sulit terwujud jika merujuk pada teori probabilitas yang menjadi landasan survei. "Tidak mungkin Pilpres 2024 berlangsung satu putaran. Secara rasional, saya pikir sulit satu putaran, karena tiga pasangan calon untuk mencapai suara 50 persen plus satu sangat sulit," tuturnya.
Dia mencontohkan rilis dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 3-5 Desember 2023 masih menempatkan Prabowo-Gibran di angka 45,6 persen; lalu disusul Ganjar-Mahfud 23,8 persen dan Anies-Muhaimin 22,3 persen. Lalu, survei Litbang Kompas menempatkan elektabilitas Prabowo-Gibran hanya 39,3 persen; lalu pasangan AMIN di angka 16,7 persen dan pasangan Ganjar - Mahfud 15,3 persen.
"Jika terjadi satu putaran, maka terjadi penyimpangan dari teori probability itu sendiri, yang justru menimbulkan pertanyaan besar," ujar Emrus.
Sebelumnya, Ketua Umum Gerakan Sekali Putaran Muhammad Qodari optimistis Prabowo-Gibran memiliki peluang 70 persen untuk memenangi Pilpres 2024 satu putaran. "Kalau saya, persentase sekali putaran 70 persen," kata Qidari dalam diskusi "Ngobrol Bareng Pilpres Sekali Putaran" di Jakarta, Kamis (4/1). Menurut Qodari, angka peluang 70 persen tersebut berdasarkan pada hasil survei dari berbagai lembaga yang menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran unggul dari dua pasangan calon lain peserta Pilpres 2024. Sejumlah lembaga survei bahkan menempatkan pasangan calon nomor urut dua berada di posisi teratas, yakni di kisaran angka 46-47 persen. "Survei-survei yang saya jadikan acuan, angkanya 46-47 persen. Berarti kan tinggal 5 persen lagi sudah sampai," ujar Qodari.(ant/jpnn.com)