"Jika warnanya biru, berarti itu Pertamax; kalau hijau, itu Pertalite. Kami belum mengalami masalah besar, meskipun ada beberapa konsumen yang bertanya apakah Pertamax yang kami jual asli atau sudah dioplos. Tapi sejauh ini, kami pastikan tempat kami aman," ujar Perdiansyah.
BACA JUGA:Penempatan Tenaga Kesehatan di Bengkulu Tengah Belum Merata, Begini Faktanya!
Kasus Pertamax oplosan ini juga menimbulkan kekecewaan di kalangan konsumen. Jerri salah seorang konsumen Pertamax mengaku merasa dirugikan dengan adanya dugaan kasus ini.
"Jujur, kami merasa rugi karena harga Pertamax dan Pertalite itu sangat jauh berbeda. Kami kecewa dengan Pertamina karena selama ini kami selalu mengisi di Pertamina," ungkapnya.
Jerri berharap pihak berwenang dapat mengusut tuntas kasus ini agar kepercayaan konsumen dapat kembali pulih.
"Jika sudah terlanjur seperti ini, mungkin lebih baik beralih ke Pertalite saja yang lebih pasti, daripada mengisi Pertamax yang ternyata isinya juga Pertalite. Kami harap pihak berwenang dapat segera menyelesaikan kasus ini agar kepercayaan konsumen kembali pulih," kata Jerri.
BACA JUGA:Pemerintah Desa Padang Tambak Gelar Pemotongan Sapi, Daging Dijual Murah ke Warga
Wahyu, konsumen lainnya, juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap dugaan oplosan tersebut.
"Saya merasa kecewa dengan kasus oplosan ini. Selama ini, saya selalu mengisi Pertamax untuk bahan bakar motor. Dengan adanya dugaan ini, kami sebagai konsumen Pertamax mulai kehilangan kepercayaan, meskipun saat ini saya masih mengisi Pertamax. Sampai sekarang, saya belum merasakan masalah, tapi saya tetap khawatir," ujarnya.(cw1)