RAKYATBENTENG.BACAKORAN.CO - Kasus Pertamax oplosan yang mencuat belakangan ini menimbulkan keresahan di kalangan pengawas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan konsumen. Pengawas dari SPBU Kembang Seri dan SPBU Lubuk Sini mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait dampak dari kasus ini terhadap operasional SPBU dan kepercayaan konsumen.
Feri, pengawas SPBU Kembang Seri menyatakan kasus oplosan ini berdampak buruk bagi reputasi SPBU dan petugasnya.
‘’Seandainya ada konsumen yang motornya tiba-tiba macet atau mengalami kerusakan, kami dan petugas SPBU yang akan disalahkan karena mereka mengisi di tempat kami, padahal kami tidak mengetahui adanya oplosan," ujar Feri.
BACA JUGA:Liku 9 Jadi Tempat Nongkrong Favorit Pemuda Bengkulu Tengah Saat Ngabuburit
Feri menegaskan bahwa SPBU Kembang Seri tidak terlalu terpengaruh oleh isu ini karena mereka menerima stok Pertamax langsung dari depot Bengkulu dan selalu melakukan pemeriksaan ketat sebelum memasukkan bahan bakar ke tangki besar.
"Kami selalu melakukan pemeriksaan, pengambilan sampel, dan pengecekan suhu serta densitas sebelum bahan bakar dimasukkan ke tangki besar. Kami ambil sampel sekitar satu ember, lalu cek suhu dan densitasnya. Dengan cara ini, kami bisa memastikan apakah itu Pertamax asli atau bukan," jelasnya.
Feri juga menambahkan bahwa distribusi Pertamax di SPBU Kembang Seri masih lancar dan stabil, dengan rata-rata penjualan sekitar 300 liter per hari.
BACA JUGA:Taman Wisata Wahana Surya Tutup Sementara, Waterpark Buana Alit Tetap Buka Selama Ramadan
"Kendala yang kami hadapi biasanya hanya saat hujan deras atau mati lampu, sehingga mesin macet dan genset tidak dapat memompa Pertamax. Sejauh ini, kami tetap aman. Kami juga baru saja mendapatkan pemeriksaan dari meteorologi, dan ada stiker pengawasan yang kami tempel di setiap pompa," tambah Feri.
Senada dengan Feri, Perdiansyah, pengawas SPBU Lubuk Sini, juga menyampaikan kekhawatirannya terkait dugaan kasus Pertamax oplosan.
"Ini cukup merugikan, apalagi terkait masalah oplosan. Kami hanya menerima Pertamax melalui depot, dan kami tidak mengetahui apakah ada campuran di dalamnya," katanya.
BACA JUGA:Hati-Hati! Pelamar Lampirkan Dokumen Palsu, Kelulusan Dapat Dibatalkan
Perdiansyah memastikan bahwa SPBU Lubuk Sini tetap menerima dan mendistribusikan Pertamax dengan tingkat pembelian yang stabil.
"Pertamax memang tidak terlalu banyak digunakan, kecuali dalam keadaan darurat atau saat Pertalite habis, atau oleh kendaraan yang memang biasa mengisi Pertamax," jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa SPBU Lubuk Sini melakukan pemeriksaan rutin terhadap sampel bahan bakar, termasuk memeriksa suhu dan densitas Pertamax yang diterima.